Wayan Aksara: Menjaga Bali dari Hulu, Membangun Kesadaran Sampah dari Akar

Wayan Aksara, aktivis lingkungan Bali, berdiri di area hijau sambil berbicara mengenai pentingnya pelestarian alam.
Wayan Aksara adalah salah satu aktivis lingkungan yang tak henti menyuarakan pentingnya kesadaran kolektif dalam menjaga kebersihan dan keseimbangan alam Bali (Foto: Dokumentasi)

Wayan Aksara adalah salah satu aktivis lingkungan yang tak henti menyuarakan pentingnya kesadaran kolektif dalam menjaga kebersihan dan keseimbangan alam Bali.

Dalam pandangannya, isu sampah bukan sekadar persoalan teknis atau proyek besar, melainkan masalah budaya, kebiasaan, dan tanggung jawab moral setiap individu.

Ketika pemerintah pusat menetapkan Bali sebagai salah satu daerah pelaksanaan program Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL), Wayan menilai kebijakan tersebut tentu lahir dari pertimbangan matang.

“Pasti sudah dihitung dengan cermat, mulai dari soal ketersediaan lahan, kesiapan mitra, dan volume sampah yang dihasilkan setiap hari,” katanya.

Setiap harinya, Bali menghasilkan ribuan ton sampah, dan jumlah itu melonjak tajam pada musim liburan atau saat hari raya.

Sebagai daerah wisata yang menjadi magnet dunia, sampah di Bali tak bisa dihindari, tetapi bisa dikelola dengan bijak.

Namun, menurut Wayan, perhatian yang besar terhadap teknologi pengolahan di hilir jangan sampai melupakan langkah paling mendasar yaitu penanganan di hulu, tempat sumber sampah bermula.

Kesadaran Hulu: Pendidikan, Sosialisasi, dan Keteladanan

“Kalau masyarakat tidak punya kesadaran, teknologi secanggih apa pun tidak akan menyelesaikan masalah,” tegas Aksara.

Ia percaya, perubahan sejati harus dimulai dari rumah, sekolah, dan lingkungan sekitar.

Ia terus mendorong masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, membawa kantong belanja sendiri, serta membiasakan anak-anak sejak dini untuk menggunakan tumbler atau botol minum pribadi.

Menurutnya, edukasi tentang pengelolaan sampah bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab semua pihak dari komunitas, sekolah, hingga pelaku usaha.

“Anak-anak kita harus dibiasakan mencintai bumi sejak kecil. Itulah investasi masa depan Bali,” tambahnya.

Baca juga:
🔗 Menanam Nilai Sejak Dini: Generasi Emas yang Perlu Ditemani dengan Keteladanan

BumiKita: Dari Bali untuk Indonesia

Kini, Wayan Aksara menjalankan yayasan yang ia dirikan bersama para sahabat yang memiliki kepedulian serupa terhadap lingkungan, Yayasan BumiKita Nuswantara.

Yayasan ini menaungi gerakan BumiKita, yang terbagi dalam dua divisi utama: Bumi Hijau dan Bumi Bersih, dengan fokus pada pelestarian lingkungan serta penguatan edukasi publik.

Dalam kurun waktu tiga tahun, jaringan Bumi Nuswantara telah berkembang pesat hingga mencakup 15 chapter di seluruh Indonesia.

Setiap chapter bergerak seminggu sekali, karena bagi mereka, sebuah kebiasaan hanya akan tumbuh dari gerakan yang konsisten.

Berbekal pengalaman panjang di berbagai organisasi, Wayan mampu memadukan nilai-nilai lokal dengan strategi modern dalam setiap langkah gerakannya.

Komunitas BumiKita melakukan kegiatan rutin membersihkan lingkungan di salah satu kawasan Bali.
BumiKita rutin bergerak setiap minggu di seluruh chapter, karena perubahan besar berawal dari kebiasaan yang dilakukan secara konsisten (Foto: Dokumentasi)

Di Bali, ia menanamkan semangat gotong royong dan ngayah, sebuah filosofi pengabdian tulus yang telah menjadi bagian dari budaya masyarakat.

“Di Bali, kami tidak mengandalkan bayaran. Orang-orang bergabung karena hati, karena cinta pada pulau ini. Dari semangat ngayah, lahirlah loyalitas yang tidak bisa dibeli,” ujar Wayan dengan bangga.

Baca juga:
🔗 Gotong Royong dalam Upacara Keagamaan: Kekuatan Sosial dan Budaya Pulau Bali

BumiKita, yang berada di bawah naungan Yayasan Bumi Kita Nuswantara, sepenuhnya digerakkan oleh para relawan dengan semangat kesukarelaan.

Seluruh kegiatan dijalankan dengan sukacita dan ketulusan hati, mencerminkan komitmen nyata terhadap kelestarian lingkungan.

Gerakan ini meliputi aksi bersih pantai, edukasi lingkungan ke sekolah-sekolah, hingga kampanye penggunaan tumbler di ruang publik sebagai langkah kecil menuju perubahan besar.

Tak sedikit yang kemudian terinspirasi oleh gaya hidup sederhana dan konsistensi Wayan dalam menolak penggunaan plastik sekali pakai, sebuah langkah kecil yang membawa dampak besar bagi bumi.

Baca juga:
🔗 Bambu sebagai Guru Kehidupan: Lentur, Rendah Hati, dan Tegar

Langkah Kecil, Dampak Besar

Salah satu hal yang selalu Wayan tekankan dalam setiap kesempatan adalah pentingnya memulai dari diri sendiri.

Ia tidak sekadar berbicara, tetapi memberi contoh langsung. Dalam setiap kegiatan atau perjalanan, ia selalu membawa botol minum pribadi dan tas kain sendiri.

“Saya tidak ingin hanya mengkritik. Saya ingin melakukan sesuatu yang bisa dilihat dan ditiru orang lain,” katanya.

Ia juga mengapresiasi langkah pemerintah yang mulai menerapkan kebijakan pembatasan produksi minuman dalam kemasan di bawah satu liter.

Baginya, kebijakan ini adalah sinyal positif bahwa negara mulai serius memikirkan masa depan lingkungan, terutama di Bali yang rentan terhadap pencemaran.

Menjaga Pulau yang Memberi Kehidupan

Sebagai anak Bali, Wayan merasa memiliki utang moral terhadap tanah kelahirannya. Alam yang indah, budaya yang luhur, dan masyarakat yang ramah telah memberi banyak hal dalam hidupnya.

Karena itu, menjaga Bali dari kerusakan adalah bentuk rasa terima kasih dan penghormatan.

“Bali sudah memberi kehidupan untuk saya dan banyak orang. Maka, tugas kita adalah memastikan pulau ini tetap indah dan lestari, bukan hanya untuk hari ini, tapi juga untuk anak cucu nanti,” ujarnya dengan nada reflektif.

Baginya, kesadaran menjaga lingkungan bukan hanya urusan aktivis atau pejabat, tetapi urusan hati nurani.

Dan selama masih ada orang yang peduli, Bali masih punya harapan untuk tetap menjadi surga kecil di bumi.

“Tidak perlu hal besar. Mulailah dari yang sederhana, bawa botol minum sendiri, tolak plastik sekali pakai, dan cintai bumi seperti kita mencintai rumah sendiri,” tutupnya dengan senyum penuh keyakinan.

2 Responses

  1. Konten yang sangat bagus, isinya sangat mengedukasi. Cara penulisan juga sangat bagus, jelas, runut dan berkelas. Terimakasih Mantrabali..

    1. Terima kasih banyak atas apresiasinya! 🙏
      Senang sekali kalau tulisan di MantraBali bisa terasa berkesan dan bermanfaat. Dukungan seperti ini benar-benar jadi semangat buat kami untuk terus menulis dan berbagi hal-hal baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *