Pesan Kehidupan dari Kombes Pol Rachmat Hendrawan di Tengah Tugas dan Pengabdian
Bali, 31 Oktober 2025 — “Bermimpilah semustahil mungkin, lalu berdoalah kepada-Nya. Karena Allah akan mewujudkannya, bahkan dengan cara yang mustahil.”
Kalimat penuh makna ini terucap dari Kombes Pol Rachmat Hendrawan di sela kegiatan penyambutan tamu istimewa di Mako Polda Bali, dalam rangka The 2nd Joint Committee Polri – Ministry of Interior (MOI) Kingdom of Saudi Arabia.
Sebuah acara yang menggambarkan kerja sama erat antara Kepolisian Republik Indonesia dan Kementerian Dalam Negeri Kerajaan Arab Saudi, dalam upaya memperkuat hubungan bilateral di bidang keamanan dan administrasi publik.
Namun di balik suasana resmi dan penuh protokol itu, sosok Rachmat menampilkan sesuatu yang berbeda, ketenangan, kebijaksanaan, dan ketulusan.
Ucapannya yang sederhana menyentuh banyak hati, mengingatkan bahwa di balik pangkat dan jabatan, selalu ada sisi manusiawi yang menjadi dasar kekuatan seorang pemimpin.
“Pangkat bisa hilang, jabatan bisa berganti, tetapi keluarga dan prinsip adalah fondasi yang abadi,” tuturnya.
Sebuah kalimat yang menggambarkan pandangan hidup yang matang bahwa pencapaian tidak selalu diukur dari gelar atau penghargaan, melainkan dari kemampuan menjaga nilai dan keseimbangan.
Baca juga:
🔗 Prinsip, Keluarga, dan Wajah Lain Kesuksesan di Tubuh Polri
Bagi sebagian orang, masa pensiun bisa menjadi akhir dari segalanya. Tapi bagi Kombes Rachmat, itu adalah awal dari babak baru kehidupan.
Tidak ada kesedihan dalam suaranya ketika berbicara tentang masa itu. Yang ada hanyalah rasa syukur atas perjalanan panjang yang telah dijalani, atas keluarga yang senantiasa menjadi sandaran, dan atas kesempatan untuk terus berbuat baik meski di luar struktur kepolisian.
“Melihat anak-anak tumbuh mandiri adalah kebahagiaan yang tak tergantikan,” ucapnya sambil tersenyum. “Saya bersyukur bisa menjalani karier tanpa meninggalkan nilai-nilai keluarga. Hidup bukan tentang seberapa lama kita mengabdi, tetapi seberapa tulus kita melakukannya.”
Kata-katanya mencerminkan kedewasaan spiritual dan emosional yang jarang ditemui di tengah dinamika dunia kepolisian.
Baca juga:
🔗 Cinta, Doa, dan Pengorbanan: Kisah Ny. Linda Rachmat Mendampingi Sang Perwira Brimob
Sebagai seorang perwira Polri, Rachmat memahami betul bahwa profesinya bukan sekadar pekerjaan, melainkan bentuk pengabdian.
Namun, ia juga sadar bahwa di balik setiap tugas, ada kehidupan pribadi yang harus dijaga ada anak-anak yang menunggu di rumah, ada istri yang berdoa di setiap langkah, dan ada waktu yang tak akan pernah kembali.
Dalam setiap fase kariernya, ia selalu menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara tugas dan keluarga.
Sebab menurutnya, keberhasilan sejati seorang perwira bukan diukur dari berapa banyak penghargaan atau jabatan yang pernah diraih, melainkan dari kemampuannya menjaga kemanusiaan di tengah seragam dan kekuasaan.
Baca juga:
🔗 Di Balik Seragam Sang Komandan: Cinta, Tugas, dan Memori Abadi di Pulau Dewata
Kisah dan pesan Rachmat bukan hanya untuk rekan sejawat, tetapi juga untuk generasi muda mereka yang sedang meniti karier, mengejar mimpi, dan kadang lupa pada nilai-nilai dasar kehidupan.
Pesannya sederhana jangan pernah takut bermimpi, meski tampak mustahil. Karena di balik doa yang tulus, selalu ada jalan yang disiapkan Tuhan, bahkan melalui cara yang tak pernah kita bayangkan.
“Kalau semua dilakukan dengan niat baik dan keyakinan, hasilnya akan datang tepat pada waktunya,” ujarnya menutup percakapan.
Di tengah hiruk pikuk dunia yang serba cepat dan kompetitif, kisah seperti ini menjadi oase pengingat bahwa kesuksesan bukan sekadar tentang kedudukan, melainkan tentang kedewasaan dalam menjalani hidup.
Rachmat Hendrawan telah menunjukkan bahwa seorang perwira sejati bukan hanya mereka yang tegak di medan tugas, tetapi juga yang rendah hati, bersyukur, dan tetap setia pada nilai-nilai keluarga dan keimanan.
Sebuah pelajaran hidup yang layak dikenang dan dijadikan teladan, bahwa pengabdian sejati tidak pernah berhenti meski pangkat dan jabatan telah usai.