Puncak Pujawali di Pura Luhur Tanah Lot Dimulai, Wisatawan Bisa Saksikan Hingga 6 Desember 2025

Pura Tanah Lot di tepi laut dengan ombak menghempas bebatuan, menjadi simbol budaya dan spiritualitas Bali.
Tanah Lot menjadi bukti bahwa Bali bukan sekadar destinasi wisata, tetapi juga rumah bagi budaya kuno yang terus hidup berdampingan dengan modernitas. (Foto: Moonstar)

Puncak pujawali di Pura Luhur Tanah Lot, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan, resmi dimulai pada Buda Wage Langkir, Rabu (3/12/2025).

Setiap pelaksanaan pujawali di pura yang menjadi ikon wisata dunia ini selalu menghadirkan suasana khidmat sekaligus memukau, karena memperlihatkan harmoni antara tradisi spiritual Bali dan keindahan alamnya.

Bagi umat Hindu Bali, pujawali merupakan bentuk rasa syukur sekaligus penghormatan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Di Tanah Lot, upacara ini memiliki kekuatan simbolik tersendiri, mengingat pura ini berdiri tegak di atas batu karang yang seolah menjaga garis pantai Bali dari masa ke masa.

Rangkaian pujawali berlangsung atau nyejer selama tiga hari, hingga Sabtu (6/12/2025). Pura Luhur Tanah Lot diempon oleh sekitar 430 KK yang tersebar di berbagai kecamatan di Tabanan, seperti Kediri, Kerambitan, hingga Selemadeg.

Para pengempon inilah yang bertanggung jawab menjaga, merawat, dan melaksanakan tradisi keagamaan di pura tersebut.

Pengempon utama mayoritas berasal dari Desa Beraban, desa adat yang menjadi penjaga langsung kawasan suci ini.

Setiap rangkaian upacara selalu melibatkan persiapan yang panjang, mulai dari pembuatan sarana upacara, penataan areal pura, hingga pengaturan jalur umat dan wisatawan. Semuanya dilakukan dengan semangat gotong royong yang menjadi ciri khas masyarakat Bali.

Makna Pura Luhur Tanah Lot sebagai Sad Kahyangan

Pura Luhur Tanah Lot merupakan salah satu Dang Kahyangan di Pulau Dewata dan termasuk dalam enam pura utama penjaga keseimbangan Bali yang dikenal sebagai Sad Kahyangan.

Pura-pura dalam Sad Kahyangan memiliki peran spiritual yang sangat penting, karena dipercaya menjadi titik-titik energi yang menjaga keharmonisan alam, manusia, dan nilai-nilai ketuhanan (Tri Hita Karana).

Baca juga:
🔗 Peran Pecalang dalam Menjaga Keharmonisan Desa Adat Bali

Keberadaan pura ini di atas batu karang yang menghadap langsung Samudra Hindia semakin menegaskan karisma dan keagungan Tanah Lot sebagai tempat suci yang menyatukan unsur alam dan keyakinan.

Selama pujawali, panitia memberikan informasi mengenai jam-jam surut air laut yang memudahkan umat untuk menuju pelinggih utama.

Saat kondisi pasang, umat diimbau untuk melakukan persembahyangan di Pelinggih Penataran Madya Tanah Lot (Madya Mandala).

Pengaturan ini dilakukan untuk menjaga keamanan umat mengingat lokasi utama berada di tengah laut dan hanya dapat dicapai saat air surut.

Kehadiran pecalang, pengempon, dan panitia lainnya memastikan seluruh rangkaian upacara berjalan tertib tanpa mengurangi kenyamanan wisatawan yang datang.

Kawasan Wisata Tetap Buka, Wisatawan Bisa Menyaksikan Prosesi

Menariknya, selama pujawali berlangsung, kawasan wisata Tanah Lot tetap dibuka seperti biasa.

Wisatawan tetap dapat menikmati suasana pura, panorama matahari terbenam, serta menyaksikan prosesi ritual dari area yang telah disesuaikan.

Momen ini sering menjadi pengalaman yang mengesankan bagi pengunjung, karena memberikan kesempatan langka untuk melihat tradisi Bali secara langsung.

Bagi wisatawan mancanegara, pujawali di Tanah Lot menjadi bukti bahwa Bali bukan sekadar destinasi liburan, tetapi juga rumah bagi budaya kuno yang terus hidup berdampingan dengan modernitas.

Baca juga:
🔗 Suasana Desa Selepas Galungan: Penjor Tetap Berdiri Menjaga Kehidupan

Bagi siapa pun yang sedang berada di Bali, baik umat Hindu maupun wisatawan, prosesi pujawali ini dapat disaksikan hingga Sabtu, 6 Desember 2025.

Selama beberapa hari ini, suasana Tanah Lot menjadi lebih sakral: wangi dupa terbawa angin laut, suara gamelan upacara bergema dari kejauhan, dan barisan umat yang berjalan membawa canang serta pejati menambah keindahan suasana.

Pujawali di Tanah Lot adalah potret bagaimana tradisi Bali tetap dijaga dengan penuh ketulusan, sekaligus menjadi jembatan yang mempertemukan spiritualitas, budaya, dan pariwisata dalam satu harmoni.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *