Terletak di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso, Jawa Timur, Kawah Ijen menyimpan salah satu fenomena alam paling langka dan memukau di dunia: Blue Fire.
Untuk menyaksikannya, perjalanan dimulai dari subuh, tepatnya sekitar pukul 3 dini hari. Butuh fisik yang cukup kuat untuk mendaki menuju puncak, karena jalur menanjak memakan waktu lebih dari satu jam. Namun perjuangan itu belum berakhir—setelah mencapai puncak, kita masih harus menuruni bibir kawah dengan ekstra hati-hati demi tiba tepat waktu sebelum matahari muncul.
Fenomena blue fire ini hanya bisa terlihat jelas dalam kegelapan. Begitu fajar menyingsing, cahaya biru yang menari di antara bebatuan belerang akan perlahan memudar. Itulah sebabnya, waktu menjadi hal yang sangat penting dalam perjalanan ini.
Selama perjalanan menurun ke dasar kawah, kita akan berpapasan dengan para penambang belerang. Mereka mendaki dan menuruni jalur terjal sambil memikul bongkahan belerang seberat puluhan kilogram. Bahkan, ada yang sedang menambang tepat di area tempat blue fire menyala.
Kehadiran mereka menjadi potret nyata tentang kerja keras dan ketangguhan manusia menghadapi alam. Di tengah keindahan yang memesona, kita diingatkan bahwa tempat ini juga adalah ladang kehidupan bagi sebagian orang.
Asap tebal dan bau belerang menyengat menjadi tantangan tersendiri. Pengunjung diwajibkan memakai masker karena kandungan gas di sana sangat berbahaya jika terhirup langsung.
Fenomena blue fire di Kawah Ijen bukan sekadar atraksi wisata, tapi sebuah pengalaman menyeluruh—tentang alam yang luar biasa, perjuangan manusia, dan rasa hormat atas keindahan yang tidak bisa kita miliki, hanya bisa disaksikan dengan rasa syukur.
Jika kamu ke Banyuwangi, sempatkan menyapa Gunung Ijen. Jangan lewatkan momen langka ini, karena begitu matahari terbit, blue fire pun menghilang meninggalkan hanya jejak kenangan yang tak akan pernah terlupa.