Suasana Hari Raya Kuningan di Ungasan, Bali: Tradisi yang Terus Hidup di Tengah Padatnya Aktivitas

Warga Bali mengenakan busana adat, berjalan menuju pura dan tempat suci keluarga untuk melaksanakan sembahyang pada Hari Raya Kuningan.
Warga mengenakan busana adat Bali tampak hilir-mudik menuju pura dan tempat suci keluarga untuk melaksanakan sembahyang pada Hari Raya Kuningan. (Foto: Mahendra)

Sabtu, 29 November 2025, suasana religius menyelimuti Pulau Bali saat umat Hindu merayakan Hari Raya Kuningan.

Di Desa Ungasan, aktivitas masyarakat terlihat meningkat sejak pagi. Warga berbusana adat Bali tampak hilir-mudik menuju pura dan tempat suci keluarga untuk melaksanakan sembahyang.

Kondisi ini membuat sejumlah ruas jalan menjadi lebih padat dari biasanya, namun tetap berjalan tertib dan penuh nuansa kekhidmatan.

Kepadatan di Pagi Hari dan Peran Pecalang Mengatur Arus Aktivitas

Sejak matahari terbit, pecalang telah bersiaga memantau dan mengatur arus lalu lintas di sekitar jalanan Ungasan.

Lalu-lalang warga yang membawa sesajen dan perlengkapan upacara menjadi pemandangan yang lazim pada hari raya seperti ini.

Salah seorang pecalang mengatakan bahwa kepadatan yang terjadi masih dalam batas wajar. β€œMemang sedikit padat hari ini karena masyarakat banyak sembahyang. Biasanya sekitar jam setengah sebelas sudah mulai lancar,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa saat Hari Raya Galungan beberapa hari lalu, aktivitas sembahyang bahkan berlangsung hingga menjelang tengah hari.

Peran pecalang menjadi kunci menjaga ketertiban, memastikan masyarakat dapat melaksanakan ritual dengan aman dan lancar tanpa terjadi kemacetan berkepanjangan.

Baca juga:
πŸ”— Pura Tanah Lot: Ikon Spiritual Bali

Kekaguman Pendatang Melihat Harmoni Budaya Bali

Hari Raya Kuningan tidak hanya menjadi momen bagi umat Hindu Bali, tetapi juga menyisakan kesan mendalam bagi pendatang yang tinggal di pulau ini.

Agus Jaya, salah satu warga pendatang, mengungkapkan kekagumannya terhadap suasana yang ia lihat.

β€œSaya senang melihat jalan dipenuhi orang berbusana adat Bali. Ada kesibukan yang indah ketika mereka melaksanakan ritual. Bali benar-benar hebat bisa menjaga budaya mereka sampai sekarang,” ujarnya.

Bagi banyak pendatang, hari raya seperti Kuningan memberikan pengalaman budaya yang unik, perpaduan antara spiritualitas, disiplin adat, dan ketenangan lokal yang jarang ditemukan di tempat lain.

Baca juga:
πŸ”— Upacara Potong Gigi: Tradisi Sakral Bali

Kuningan: Tradisi Turun-Temurun yang Dijaga Setiap Enam Bulan

Kuningan adalah bagian dari rangkaian hari raya besar yang dihitung berdasarkan kalender Bali (Pawukon), dirayakan setiap 210 hari atau enam bulan Bali sekali.

Pada hari ini, umat percaya bahwa para leluhur yang turun ke bumi saat Galungan kembali ke alam niskala. Oleh karena itu, umat mempersembahkan doa, sesajen, serta simbol-simbol penghormatan kepada para leluhur.

Meski aktivitas meningkat dan jalanan tampak lebih sibuk, masyarakat Bali menjalani hari ini dengan penuh rasa syukur.

Kesibukan justru menjadi bentuk nyata dari betapa kuatnya tradisi ini bertahan. Di tengah modernisasi dan perkembangan zaman, ritual Kuningan tetap dilaksanakan dengan keteguhan yang sama dari generasi ke generasi.

Bali kembali menunjukkan jati dirinya sebagai pulau dengan tradisi yang hidup, dijaga, dan terus diwariskan. Kuningan bukan hanya tentang upacara keagamaan, tetapi juga tentang identitas, kebersamaan, dan rasa hormat terhadap leluhur yang tak pernah pudar.

Baca juga:
πŸ”— Kain Tenun Gringsing: Warisan Budaya Bali

Penutup

Dalam hiruk pikuk pagi Hari Raya Kuningan di Ungasan, terlihat jelas bahwa Bali bukan hanya sebuah pulau wisata, tetapi rumah bagi tradisi yang hidup dan dijaga dengan sepenuh hati.

Meski jalanan sedikit padat, masyarakat tetap menjalankan ritual dengan penuh ketenangan dan rasa hormat.

Dari warga lokal hingga para pendatang, semuanya merasakan energi yang sama: keindahan budaya yang mengalir dari generasi ke generasi.

Kuningan menjadi pengingat bahwa harmoni, spiritualitas, dan adat adalah napas yang membuat Bali tetap istimewa, hari ini, esok, dan seterusnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *