Intermittent Fasting: Gaya Hidup Sehat ala Puja Astawa

Puja Astawa berhasil menurunkan berat badan melalui pola puasa intermiten 20:4 dan 18:6.
Puja Astawa menjalani kombinasi pola 20:4 dan sesekali 18:6. Hasilnya, berat badannya turun dari 75 kg menjadi 60 kg. (Foto: Dokumentasi)

Pengalaman Nyata

Salah satu sosok yang berhasil menjalani Intermittent Fasting (IF) adalah Puja Astawa, kreator konten asal Bali yang dikenal lewat video hiburan bernuansa lokal.

Selama lima bulan penuh tanpa pernah bolong, ia konsisten menjalani IF dengan kombinasi pola 20:4 dan sesekali 18:6, sesuai kebutuhan tubuhnya.

Menariknya, Puja tidak menjalani diet ketat atau membatasi jenis makanan tertentu. Ia tetap makan makanan yang disukainya, hanya saja dengan porsi yang terukur. Hasilnya luar biasa:

  • Berat badan turun dari 75 kg menjadi 60 kg.

  • Hidup terasa lebih ringan, konsisten, dan berkelanjutan.

β€œYang penting bukan soal menahan diri makan makanan tertentu, tapi bagaimana kita bisa mengatur waktu makan dengan disiplin,” ujar Puja.

Baca juga:
πŸ”— Berlari untuk Diri Sendiri: Menjadi Juara Sejati di Garis Start

Apa Itu Intermittent Fasting?

Intermittent Fasting (IF) adalah pola makan modern yang semakin populer karena tidak hanya membantu menurunkan berat badan, tetapi juga menyehatkan metabolisme tubuh.

Konsepnya sederhana, membatasi waktu makan dalam sehari agar tubuh mendapat kesempatan beristirahat dari proses pencernaan, sekaligus memanfaatkan cadangan energi dari lemak.

Pola IF yang Populer

1. Pola 16:8 (Pilihan Aman untuk Pemula)

Pola ini paling banyak dipilih karena mudah diikuti dan menyerupai siklus alami tubuh.

Jadwal Harian (contoh):

  • 12.00: Waktu makan pertama (misalnya nasi merah, dada ayam panggang, sayuran).

  • 12.00 – 20.00: Jendela makan 8 jam, bisa diisi 2–3 kali makan.

  • 20.00 – 12.00: Jendela puasa 16 jam, hanya boleh minum air putih, kopi hitam tanpa gula, atau teh tawar.

Keuntungan:

  • Mudah dijalani dalam rutinitas sehari-hari.

  • Efektif menurunkan berat badan.

  • Membantu detoks alami dan meningkatkan metabolisme.

2. Pola 20:4 (The Warrior Diet)

Bagi yang sudah terbiasa, pola ini memberi tantangan lebih besar. Jendela makan hanya 4 jam, sisanya adalah waktu puasa.

Jadwal Harian (contoh):

  • 16.00: Waktu makan utama dengan fokus pada protein (ikan, daging, telur), lemak sehat (alpukat, minyak zaitun), sayuran hijau, serta karbohidrat kompleks.

  • 16.00 – 20.00: Jendela makan, biasanya cukup 1 porsi besar atau 2 porsi kecil.

  • 20.00 – 16.00 (esok hari): Puasa penuh.

Tantangan:

  • Berat bagi pemula.

  • Jika tidak terkontrol, bisa memicu overeating (makan berlebihan).

  • Sebaiknya tidak dilakukan setiap hari untuk yang baru memulai.

Tips Penting dalam Menjalani IF

  • Mulai perlahan: Jika 16 jam terasa berat, coba pola 14:10 lebih dulu.

  • Pilih makanan berkualitas: Jangan jadikan jendela makan sebagai alasan untuk konsumsi junk food.

  • Tetap terhidrasi: Air putih, kopi hitam, dan teh tawar menjadi sahabat terbaik saat puasa.

  • Dengarkan tubuh: Jika terasa lemas berlebihan, berhenti sejenak dan evaluasi.

  • Kombinasikan dengan olahraga ringan: Jalan kaki, yoga, atau latihan sederhana membantu hasil lebih maksimal.

Baca juga:
πŸ”— Puja Astawa dan Pentingnya Olahraga untuk Kesehatan

Kesimpulan

Untuk pemula, pola 16:8 adalah pilihan aman, efektif, dan mudah dijalani. Sedangkan bagi yang sudah terbiasa, pola 20:4 bisa menjadi tantangan menarik selama tetap menjaga kualitas makanan.

Kisah nyata Puja Astawa menjadi bukti bahwa kunci dari Intermittent Fasting adalah konsistensi. IF bukan sekadar tren diet, tetapi gaya hidup sehat yang mampu membawa perubahan besar bila dijalani dengan disiplin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *