Bena: Di Antara Waktu yang Diam dan Alam yang Bicara

Seorang gadis muda mengenakan pakaian adat khas Kampung Bena berdiri anggun di tengah lingkungan tradisional yang dikelilingi pegunungan dan rumah adat.
Keanggunan gadis Bena dalam balutan adat, berdiri di antara sunyi yang berbicara lewat alam dan warisan budaya

Menyambut Keheningan di Kampung Bena

Dikelilingi hutan lebat dan pegunungan, serta dibelai oleh udara sejuk khas dataran tinggi, Bajawa bagaikan pintu gerbang menuju masa silam yang hidup.

Di tanah Ngada, budaya dan alam saling berpelukan, menjaga desa-desa adat seperti Bena agar tetap lestari, tak lekang oleh waktu.

Lokasi Kampung Adat Bena

Kampung Adat Bena berdiri anggun di atas sebuah punggung bukit di Desa Tiworiwu, Kecamatan Aimere, Kabupaten Ngada. Dari sini, Gunung Inerie menjulang sebagai latar sempurna bagi lanskap yang begitu memikat. 

Pepohonan rimbun memagari kampung, seolah ingin menjaga keheningan dan kesakralannya dari hiruk-pikuk dunia luar.

Batu-batu megalitik berdiri di depan rumah adat tradisional Kampung Bena, dikelilingi suasana alami pegunungan yang tenang.
Batu megalitik di Kampung Bena—diam namun penuh cerita, menyatu dalam harmoni antara alam dan tradisi leluhur

Sejarah dan Keunikan Desa Bena

Diperkirakan sudah ada sejak lebih dari 1.200 tahun silam, Bena bukan hanya sekadar desa, tetapi juga museum hidup.

Batu-batu megalitik seperti Watu Lewa, yang menjulang tegak, dan Nabe, batu berbentuk meja tempat pelaksanaan ritual adat, menjadi bukti kuat akan peradaban masa lampau yang terus bernapas hingga kini.

Arsitektur dan Kehidupan di Bena

Meski zaman telah melesat maju, Bena tetap memilih diam dalam kebijaksanaannya. Rumah-rumah warga masih tegak berdiri dengan arsitektur khas: dinding kayu, atap rumbia, dan nilai-nilai leluhur yang terpatri di dalamnya.

Teknologi modern belum menyentuh desa ini secara utuh, dan mungkin memang belum perlu

Rumah adat khas Kampung Bena berdiri megah di antara batu-batu megalitik yang sarat makna budaya dan spiritual.
Rumah adat dan batu megalitik di Kampung Bena perpaduan warisan leluhur dan alam yang abadi dalam diam

Namun begitu, bukan berarti Bena menolak zaman. Anak-anak di kampung ini tetap mengenyam pendidikan, pergi ke sekolah sambil tetap bertumbuh dalam pelukan tradisi.

Ini adalah bentuk adaptasi yang indah menghormati masa lalu tanpa menutup diri dari masa depan.

Warisan Tenun Khas Bena

Kampung ini juga dikenal dengan warisan kain tenunnya yang khas. Kaum perempuan adalah penjaga tradisi ini, duduk bersila di depan rumah, menenun dengan tangan yang terampil dan sabar. Setiap helai benang adalah cerita, setiap motif adalah simbol. 

Hasil tenunan mereka biasanya digantung di depan rumah, bukan hanya sebagai hiasan, tapi juga sebagai undangan: bagi siapa pun yang ingin membawa pulang sepotong warisan budaya yang dikerjakan dengan sepenuh hati.

Harga kain ini bervariasi, mulai dari Rp100.000, tergantung pada ukuran, bahan, dan tingkat kerumitan motif.

Seorang ibu di Kampung Bena sedang menenun kain ikat tradisional dengan latar rumah adat dan alam pegunungan.
Ketenangan tangan sang ibu dalam menenun ikat menjadi simbol kesabaran dan warisan budaya yang hidup di Kampung Bena

Perjalanan Menuju Bena

Menuju Bena adalah perjalanan jiwa. Dari Bajawa, hanya dibutuhkan sekitar 30 menit dengan kendaraan melalui jalanan berliku.

Tapi sejatinya, perjalanan ke Bena bukan tentang waktu tempuh melainkan tentang menyelami kebijaksanaan yang sunyi, keteguhan identitas, dan rasa syukur atas akar budaya yang masih dijaga dengan sepenuh jiwa.

Deretan rumah adat tradisional Kampung Bena dengan atap ilalang dan batu megalitik di depannya.
Rumah adat Kampung Bena berdiri tenang di antara alam dan waktu, menjadi saksi bisu tradisi yang terus dijaga.

Bena bukan sekadar tujuan wisata. Ia adalah tempat untuk diam, menyimak, dan belajar. Bahwa dalam kesederhanaannya, tersimpan kekayaan yang tak terukur.

Bahwa di balik waktu yang diam, ada kehidupan yang bicara lewat alam, adat, dan tangan-tangan penuh cinta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *