Ngaben: Jalan Pulang Sang Jiwa

Api menyala dalam prosesi pembakaran jenazah saat upacara Ngaben di Bali, sebagai simbol pelepasan jiwa menuju alam keabadian.

Di tanah para dewa, di bawah langit Bali yang biru, sebuah prosesi suci berjalan pelan namun pasti. Namanya Ngaben lebih dari sekadar upacara kematian. Ini adalah jalan pulang bagi sang roh, kembali menuju asalnya, menuju Sang Pencipta.

 

Ngaben bukan tentang perpisahan semata, melainkan tentang pelepasan. Sebuah bentuk cinta terdalam yang diwujudkan dalam ritual, untuk melepaskan sang jiwa dari ikatan ragawi dan duniawi. Agar ia leluasa melanjutkan perjalanannya menuju alam spiritual, menuju kedamaian sejati.

Prosesi pembakaran jenazah dalam upacara Ngaben di Bali, diiringi asap suci dan doa keluarga.

Diiringi kidung suci, wangi dupa, dan tabuhan gamelan yang menggetarkan batin, keluarga, kerabat, dan warga desa bergabung dalam harmoni. Ada duka, ada harapan, menyatu dalam satu irama spiritual yang penuh makna.

Bersama arak-arakan, bale jenazah dan lembu simbolik diusung penuh penghormatan, menyusuri jalanan desa, menuju setra kuburan suci. Di sana, jenazah akan dibakar, bukan dalam semangat kehancuran, tetapi dalam semangat pemurnian.

Api menyala dalam prosesi pembakaran Ngaben, didampingi oleh petugas pembakar yang menjalankan ritual dengan penuh ketenangan.

Api, dalam filosofi Hindu di Bali, bukan sekadar elemen, tapi utusan ilahi. Ia membakar jasad, namun membebaskan jiwa. Kobaran api menyala tinggi, disaksikan mata-mata yang berkaca-kaca para kerabat yang memberi penghormatan terakhir. Doa-doa terus dipanjatkan, memohon agar sang roh tak tersesat di alam antara, melainkan diterima dengan terang di alam sana.

Tubuh jenazah dalam prosesi Ngaben terlihat di tengah nyala api, dikelilingi oleh bara dan asap yang perlahan naik ke angkasa.

Saat tubuh telah menjadi abu, air suci mensucikan sisa-sisa duniawi, dan abu dikumpulkan, untuk kemudian dihanyutkan ke laut atau sungai sebagai lambang kembalinya sang roh ke alam semesta. Yang tersisa bukan hanya abu, tetapi doa, harapan, dan kenangan.

Ngaben bukan akhir, tetapi sebuah awal baru. Awal dari kelahiran kembali dalam wujud yang lebih suci. Bagi mereka yang ditinggalkan, prosesi ini adalah pengingat: bahwa kehidupan berjalan dalam lingkaran abadi lahir, mati, dan lahir kembali.

Dan di tengah duka, Bali merayakan kehidupan, bahkan dalam kematian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *