Pasar Terapung Lok Baintan Banjarmasin: Pesona Tradisi di Atas Sungai Martapura

Aktivitas perdagangan di Pasar Terapung Lok Baintan di atas Sungai Martapura.
Pasar Terapung Lok Baintan, sebuah pasar tradisional yang berdiri bukan di daratan, melainkan di atas aliran Sungai Martapura. (Foto: Moonstar)

Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dikenal sebagai “Kota Seribu Sungai”. Salah satu warisan budaya yang membuat kota ini unik adalah Pasar Terapung Lok Baintan, sebuah pasar tradisional yang berdiri bukan di daratan, melainkan di atas aliran Sungai Martapura.

Pasar ini telah menjadi ikon wisata sekaligus cerminan kehidupan masyarakat sungai di Kalimantan.

Sejarah dan Keunikan

Pasar Terapung Lok Baintan sudah ada sejak abad ke-18, pada masa Kerajaan Banjar. Tradisi berdagang di atas perahu yang disebut jukung menjadi cara hidup masyarakat sekitar sungai.

Hingga kini, meski modernisasi terus berkembang, pasar ini tetap bertahan sebagai pusat perdagangan rakyat sekaligus destinasi wisata budaya.

Keunikan pasar ini terletak pada transaksi barter yang masih berlangsung di antara para pedagang.

Selain menggunakan uang, masyarakat sering menukar hasil kebun, ikan, atau kebutuhan rumah tangga secara langsung. Pemandangan ini menjadi daya tarik tersendiri, menghadirkan nuansa klasik dari masa lalu.

Baca juga:
🔗 Wisata Budaya: Rumah Adat Sumbawa di Tengah Kota

Suasana Pasar di Pagi Hari

Pasar Terapung Lok Baintan mulai ramai sejak pukul 05.30 WITA hingga sekitar pukul 09.00.

Saat itu, sungai dipenuhi perahu-perahu kecil berwarna-warni yang mengangkut beragam dagangan, seperti sayur-mayur, buah-buahan, kue tradisional Banjar, ikan segar, hingga kebutuhan sehari-hari.

Para pedagang mayoritas adalah perempuan yang dikenal sebagai “bakul”. Dengan senyum ramah, mereka menawarkan dagangan sambil mendayung jukung, menciptakan suasana khas yang sulit ditemukan di tempat lain.

Rute Perjalanan Menuju Lok Baintan

Pasar Terapung Lok Baintan terletak di Desa Sungai Pinang, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, sekitar lokasi 30 km dari pusat Kota Banjarmasin. Untuk menuju ke sana, terdapat dua pilihan rute perjalanan:

1. Rute Sungai (Rekomendasi Utama)

Wisatawan bisa naik kelotok (perahu motor) dari dermaga Sungai Martapura di pusat Kota Banjarmasin.

Perjalanan memakan waktu sekitar 45–60 menit, menyusuri sungai yang tenang sambil melihat rumah-rumah penduduk di tepi air, aktivitas warga, serta keindahan alam sekitar.

Rute ini sangat direkomendasikan karena menghadirkan pengalaman menyusuri “urat nadi” kehidupan masyarakat Banjar.

2. Rute Darat

Wisatawan juga bisa menggunakan mobil atau motor dari pusat Kota Banjarmasin menuju Desa Sungai Pinang.

Perjalanan darat memakan waktu sekitar 45 menit hingga 1 jam, tergantung kondisi lalu lintas.

Setelah tiba di lokasi, pengunjung tetap perlu naik perahu kecil untuk mendekati area pasar yang berada tepat di atas sungai.

Bagi wisatawan yang ingin merasakan pengalaman lengkap, rute sungai lebih disarankan karena sekaligus memberikan kesempatan menyaksikan matahari terbit di balik kabut tipis sungai pemandangan yang sangat indah sebelum pasar mulai ramai.

Daya Tarik Wisata

Bagi wisatawan, berkunjung ke pasar ini bukan hanya tentang belanja, tetapi juga menikmati pengalaman budaya. Wisatawan dapat membeli makanan tradisional seperti kue apam, lupis, dan soto Banjar, langsung dari jukung pedagang.

Selain itu, suasana perahu-perahu penuh warna yang berjejer di sungai memberikan sensasi seolah berada di pasar lukisan hidup.

Banyak fotografer lokal maupun mancanegara menjadikan pasar ini sebagai lokasi ikonik untuk mengabadikan momen.

Baca juga:
🔗 Menelusuri Keajaiban Alam Goa Cermin di Labuan Bajo

Simbol Identitas Banjarmasin

Pasar Terapung Lok Baintan bukan hanya tempat jual beli, tetapi juga simbol identitas budaya masyarakat Banjar.

Ia mencerminkan kearifan lokal dalam memanfaatkan sungai sebagai pusat kehidupan, transportasi, hingga ekonomi.

Meski kini tantangan modernisasi semakin kuat, pasar ini terus dilestarikan sebagai bagian dari warisan budaya dan daya tarik wisata.

Pemerintah daerah maupun masyarakat setempat berupaya menjaga keberadaannya agar tetap menjadi kebanggaan Kalimantan Selatan.

Baca juga:
🔗 Pulau Arborek: Permata Kecil Raja Ampat yang Menyatukan Keindahan Laut, Budaya, dan Kehangatan Keluarga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *