“Lihatlah daun kering itu, terlepas dari dahannya, mengambang di air asin. Bukankah keikhlasan melepaskan justru membuatnya menemukan ketenangan baru di hamparan biru yang tak terduga?”
Di atas kejernihan air Pantai Ora, Maluku, sehelai daun tua mengapung pelan, warnanya telah memerah, bentuknya tak lagi utuh.
Ia sudah lepas dari dahannya, tak lagi bergantung pada sumber yang dulu memberi kehidupan.
Namun yang mengejutkan, ia tak tenggelam. Justru ia mengambang dengan tenang dibelai lembut oleh air laut yang jernih, diterangi cahaya matahari yang hangat, dan menyatu dengan lanskap indah yang sunyi.
Sebuah adegan sederhana, tapi begitu dalam. Dari selembar daun ini, kita bisa belajar tentang kehidupan, ketenangan, dan keberanian untuk melepaskan.
Dalam hidup, kita tak selalu kuat, kita bisa patah, lelah, kehilangan arah, bahkan merasa tak lagi segar seperti dulu.
Namun, daun ini mengajarkan satu hal penting, bahkan dalam kondisi yang tak sempurna, kita tetap bisa bertahan.
Kita tetap bisa mengapung jika berhenti melawan arus kehidupan dan mulai belajar menerima karena ketenangan bukan datang dari kesempurnaan, tapi dari keikhlasan.
Baca juga:
🔗 Refleksi Jiwa dalam Diam: Inspirasi Kehidupan dari Perahu di Atas Air Tenang
Air laut di Pantai Ora begitu bening, hingga bayangan daun dan dasar laut tampak jelas. Kejernihan ini hanya mungkin terjadi karena airnya tenang.
Begitu juga dalam hidup pikiran yang jernih muncul bukan ketika kita terburu-buru, tapi saat kita diam, hening, dan hadir sepenuhnya.
Dalam ketenangan, kita bisa melihat bayangan diri kita dengan lebih jujur.
Daun itu tak berkilau, ia bukan bunga yang harum, bukan permata yang mahal tapi justru karena kesederhanaannya, ia memberi makna.
Begitu juga kita tak perlu menjadi sempurna untuk memberi arti, cukup hadir dengan tulus, bertahan dengan lembut, dan menjadi diri sendiri dengan jujur. Maka keberadaan kita pun akan menyentuh hati yang lain.
Baca juga:
🔗 Hidup Seperti Bunga: Menjadi Indah, Memberi Kehidupan
Ini bukan sekadar potret keindahan alam, melainkan juga cerminan kehidupan. Bahwa hidup tidak selalu tentang seberapa kuat kita berdiri, tetapi tentang seberapa lembut kita mampu berserah, dan tetap bertahan.
Di tengah dunia yang serba cepat dan penuh tuntutan, seringkali yang paling kita butuhkan adalah jeda sebuah momen untuk diam, mengapung, dan menyadari bahwa kita tetap memiliki nilai, bahkan dalam keheningan yang paling sunyi.