Pulau Bali: Antara Toleransi dan Kearifan Lokal di Tengah Modernisasi

Putu Ratih, gadis 8 tahun mengenakan busana adat Bali, tampil membawakan tari tradisional di Denpasar.

Denpasar – Di tengah arus modernisasi dan gaya hidup serba cepat di kota Denpasar, semangat menjaga budaya dan tradisi Bali tetap hidup dalam diri seorang anak bernama I Gusti Putu Ayu Ratih. Bocah perempuan berusia 8 tahun ini aktif membantu kedua orang tuanya dalam kegiatan adat, seperti membuat tipat dan menyiapkan banten untuk sembahyang.

 

Sebagai anak pertama dalam keluarga, Putu Ratih telah menunjukkan kepedulian dan kecintaan terhadap tradisi leluhurnya sejak usia dini. Ia kerap terlibat dalam persiapan upacara adat dan tidak segan membersihkan merajan (tempat suci keluarga) sebagai bagian dari rutinitas spiritual di rumahnya.

 

Meskipun tumbuh di lingkungan kota, orang tua Putu Ratih tetap mendorong anak-anaknya untuk menjaga identitas mereka sebagai orang Bali. “Kami ingin anak-anak mengenal dan mencintai warisan budayanya sejak kecil. Karena kalau bukan mereka, siapa lagi yang akan melanjutkan?” ujar sang ibu.

 

Keberadaan Putu Ratih menjadi inspirasi bagi banyak keluarga muda di Bali untuk tetap mengajarkan nilai-nilai tradisional kepada anak-anak mereka, agar budaya Bali tetap lestari di tengah kemajuan zaman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *