Kompol I Wayan Budiarsa, S.H.: Harmoni Kemanusiaan, Tradisi, dan Tugas Negara

Kompol I Wayan Budiarsa, komandan inspiratif Satbrimob Polda Bali.
Kompol I Wayan Budiarsa adalah sosok komandan inspiratif yang menegaskan bahwa pengabdian sejati bukan hanya soal menjalankan tugas, tetapi juga menghadirkan makna dalam setiap langkah. (Foto: Dokumentasi)

Tidak semua kisah pengabdian aparat kepolisian hanya berhenti pada catatan disiplin dan ketegasan.

Ada sisi lain yang penuh makna, sarat inspirasi, dan mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan. Sisi itu tampak jelas dalam perjalanan hidup Komandan Batalyon B Pelopor Satbrimob Polda Bali, Kompol I Wayan Budiarsa, S.H.

Di balik seragam, pangkat, dan kewajiban menjaga keamanan, ada seorang manusia yang terus berusaha menemukan harmoni, antara kekuatan dan kemanusiaan, antara tugas negara dan nurani, antara disiplin dan nilai budaya, serta antara ketegasan dan kelembutan hati.

Renungan Kemanusiaan di Ambon

Ambon menjadi salah satu babak yang tak pernah terlupakan dalam hidup Kompol Budiarsa. Saat itu, situasi penuh ketegangan akibat konflik horizontal yang menorehkan luka, menelan korban jiwa, serta meninggalkan trauma mendalam bagi masyarakat.

Di tengah suasana itu, ia memilih langkah berbeda. Kompol Budiarsa mengajak masyarakat yang terlibat konflik untuk melaksanakan kerja bakti di area pemakaman.

Dari kegiatan sederhana itu, tersirat pesan mendalam, pada akhirnya semua manusia akan kembali menyatu di pusara terakhir, tanpa memandang perbedaan.

Itulah semestinya hidup rukun berdampingan sejalan dengan motto “Pela Gandong” yang dipegang masyarakat Ambon.

Bagi Kompol Budiarsa, Brimob bukan hanya tentang fisik yang tangguh, barisan tameng yang kokoh, atau kekuatan senjata.

Ada hal lain yang lebih penting: kepekaan hati. Sebab, keberanian tanpa nurani hanya akan melahirkan kekerasan baru, sementara keberanian dengan hati dapat menghadirkan perdamaian.

Baca juga:
🔗 Pasukan Pelopor Solid, Efektif, dan Cepat Siap Mendukung Indonesia Emas 2045

Dari Bintara ke Perwira: Perjalanan yang Tidak Instan

Karier Kompol Budiarsa adalah bukti nyata bahwa pengabdian membutuhkan kesabaran dan ketekunan.

Ia memulai dari bawah, sebagai seorang bintara, menapaki jalan yang panjang dengan disiplin dan dedikasi penuh.

Setiap penugasan dijalaninya dengan totalitas, tanpa pernah menghitung untung dan rugi pribadi. Rekam jejak yang bersih, loyalitas, serta kerja keras yang konsisten membuka jalan baginya untuk melanjutkan pendidikan hingga jenjang perwira.

Kini, setelah puluhan tahun mengabdi, ia dipercaya memegang amanah besar sebagai Komandan Batalyon B Pelopor Satbrimob Polda Bali.

Posisi ini bukan sekadar simbol jabatan, melainkan tanggung jawab besar untuk memimpin, melindungi, dan mengayomi.

Baca juga:
🔗 Kombes Pol. Rachmat Hendrawan: Menjaga Marwah Bhayangkara dalam Setiap Langkah

Menjaga Tradisi di Tanah Kelahiran

Sebagai putra Bali, Kompol Budiarsa menyadari betul bahwa tanah kelahirannya bukan hanya tempat pulang, tetapi juga sumber energi spiritual.

Di tengah tuntutan tugas negara yang keras, ia selalu mencari keseimbangan dengan budaya dan tradisi leluhur.

Baginya, harmoni antara profesionalisme sebagai aparat negara dengan nilai budaya Bali akan membuat pengabdian semakin kokoh.

Tradisi Bali tidak pernah ia lepaskan. Justru, nilai-nilai itu menjadi fondasi dalam kepemimpinannya.

Filosofi Tri Hita Karana tiga penyebab kebahagiaan hidup melalui hubungan harmonis dengan Tuhan, sesama, dan alam menjadi pedoman yang ia pegang teguh.

Seperti halnya ajaran keseimbangan antara sekala (dunia nyata) dan niskala (dunia spiritual), ia berusaha menghadirkan keduanya dalam setiap keputusan, baik pribadi maupun dalam tugas.

Dengan demikian, setiap langkah pengabdian bukan hanya dijalani dengan logika dan strategi, tetapi juga dengan kebijaksanaan hati yang lahir dari akar budaya.

Dua Dekade Pengabdian Tanpa Cela

Dedikasi panjang Kompol Budiarsa memperoleh pengakuan resmi. Pada peringatan Hari Ulang Tahun Polri, ia menerima Satyalancana Bhayangkara Nararya atas pengabdiannya selama 24 tahun tanpa cela.

Penghargaan itu menjadi bukti nyata bahwa integritas, loyalitas, dan konsistensi adalah modal utama seorang aparat.

Tidak mudah menjaga rekam jejak tetap bersih selama lebih dari dua dekade, di tengah dinamika tugas yang sarat risiko dan tekanan.

Baginya, penghargaan itu bukan sekadar simbol bintang di dada. Lebih dari itu, ia melihatnya sebagai pengingat sekaligus motivasi agar terus menjaga komitmen, memberikan yang terbaik, serta tidak pernah mengkhianati sumpah pengabdian.

Pemimpin Tegas dengan Kepekaan Hati

Sebagai Komandan Batalyon B Pelopor Satbrimob Polda Bali, Kompol Budiarsa dituntut untuk tegas dalam mengambil keputusan.

Dalam situasi kritis, ketegasan seorang pemimpin adalah penentu arah. Namun, ia percaya bahwa ketegasan tanpa kepekaan hati hanya akan melahirkan ketakutan, bukan penghormatan.

Karena itu, di balik sikap tegasnya, ia selalu menekankan sisi kemanusiaan. Baginya, kemampuan taktis memang penting untuk menyelesaikan konflik. Tetapi ada tujuan yang lebih luhur, menyelamatkan nyawa dan menjaga perdamaian.

Teladan Harmoni dalam Pengabdian

Kisah Kompol I Wayan Budiarsa, S.H. adalah cermin bahwa menjadi aparat bukan sekadar menjalankan tugas formal. Lebih dari itu, ia membuktikan bahwa seorang perwira bisa menjadi teladan harmoni:

  • Harmoni antara kekuatan dan kemanusiaan

  • Harmoni antara profesionalisme dan budaya

  • Harmoni antara ketegasan dan kepekaan

Di tengah derasnya arus modernisasi dan tantangan tugas yang kian kompleks, ia menghadirkan pesan sederhana namun mendalam:

“Tugas negara tidak boleh melupakan sisi kemanusiaan.”

Kompol I Wayan Budiarsa bukan hanya seorang komandan, tetapi juga sosok inspiratif yang menegaskan bahwa pengabdian sejati adalah menghadirkan makna dalam setiap langkah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *