Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq, mengingatkan para orang tua untuk membatasi penggunaan gadget seperti ponsel dan tablet pada anak usia dini.
Ia menyoroti ancaman serius dari fenomena brain rot, yaitu penurunan kondisi mental akibat paparan berlebihan terhadap konten media sosial.
βKita sedang menghadapi tantangan besar, yaitu tsunami digital yang menyerang anak-anak sejak usia dini. Pola asuh dan interaksi anak dengan orang tua maupun guru kini banyak dipengaruhi oleh media sosial dan penggunaan gawai,β ujar Fajar, dikutip dari Detik, Minggu (8/6).
Fajar menjelaskan bahwa brain rot dapat menghambat stimulasi intelektual, emosional, dan sosial anak.
Di era digital, istilah ini merujuk pada kebiasaan mengonsumsi konten ringan (receh) secara berlebihan, terutama di media sosial.
Fenomena ini tidak hanya berdampak pada anak-anak, tetapi juga remaja dan orang dewasa. Tanda-tanda brain rot antara lain adalah kesulitan berkonsentrasi dan ketergantungan tinggi terhadap gadget.
Baca juga:
π Masa Emas Anak (0β6 Tahun): Membangun Fondasi Holistik
Menurut data yang disampaikan Fajar:
Fajar menekankan bahwa pendidikan anak usia dini sebaiknya mengedepankan pendekatan konvensional yang melibatkan interaksi fisik.
Seperti membaca buku cetak dan bermain secara langsung. Aktivitas ini terbukti mampu merangsang kecerdasan dan perkembangan anak secara optimal.
Baca juga:
π Penjaga Tradisi Sejak Dini
Senada dengan itu, Melly Latifah dan tim dari Divisi Perkembangan Anak, Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK), Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB University, dalam risetnya menemukan bahwa anak yang kecanduan gadget cenderung:
Lebih lanjut, kecanduan gadget juga dapat menghambat perkembangan sosial-emosional anak. Anak dengan paparan gadget berlebih cenderung memiliki kemampuan interaksi sosial yang lebih rendah dibandingkan anak-anak dengan penggunaan gadget yang dibatasi.
Berdasarkan hasil penelitian Melly dan tim, berikut beberapa rekomendasi praktis bagi orang tua: