Masyarakat Desa Setulang tetap teguh memegang teguh tradisi nenek moyang mereka. Di sini, bahasa daerah, hukum adat, dan kesenian tradisional masih dijaga dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Lamin Adat Adjang Lidem, balai pertemuan adat, menjadi pusat kegiatan sosial dan budaya. Tempat ini kerap digunakan untuk upacara adat, pelatihan tarian tradisional seperti “Cole Beko” dan “Kelupi”, serta pertunjukan seni bagi para wisatawan.
Tak hanya itu, keterampilan masyarakat dalam membuat kerajinan tangan tradisional juga tetap lestari.
Tikar “tazeng” yang dianyam dengan teliti, topi rotan “taket loong tong”, serta perhiasan “lanyet kalung” menjadi souvenir khas yang bisa dibawa pulang sebagai kenang-kenangan otentik.
Baca juga:
🔗 Wanita Dayak dan Makna di Balik Anting Panjang
Salah satu kebanggaan terbesar Desa Setulang adalah Hutan Adat Tane’ Olen, kawasan seluas 5.314 hektare yang dilindungi ketat oleh masyarakat setempat.
Hutan ini bukan hanya paru-paru alam, tetapi juga rumah bagi beragam satwa endemik Kalimantan, seperti orangutan, owa, beruang madu, dan burung enggang spesies yang dianggap sakral dalam budaya Dayak.
Bagi wisatawan yang ingin menikmati kedamaian hutan tropis, tersedia jalur trekking yang memungkinkan pengunjung menyusuri Tane’ Olen sambil belajar tentang pentingnya konservasi dari sudut pandang masyarakat adat.
Baca juga:
🔗 Orang Utan Bukan Sekadar Primata
Desa Setulang menawarkan berbagai aktivitas wisata yang memadukan kekayaan budaya dan keindahan alam, di antaranya:
Fasilitas pendukung seperti balai pertemuan, kios souvenir, dan spot foto menarik juga tersedia demi kenyamanan pengunjung.
Untuk mencapai Desa Setulang, perjalanan dapat dimulai dari Kota Tarakan dengan menumpang pesawat atau speedboat menuju Malinau.
Selanjutnya, perjalanan darat sejauh 32 kilometer (sekitar 1 jam) dari Malinau akan membawa Anda ke desa ini, melewati pemandangan alam yang memesona.
Keistimewaan Desa Setulang terletak pada komitmen kuat masyarakatnya dalam menjaga budaya dan lingkungan.
Mereka menolak eksploitasi hutan secara masif dan memilih pengelolaan berbasis kearifan lokal.
Dengan prinsip ini, Setulang tidak hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga teladan pembangunan berkelanjutan yang dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia.
Desa Setulang adalah tempat di mana budaya hidup selaras dengan alam. Bagi siapa pun yang ingin beristirahat dari hiruk-pikuk kota dan merasakan ketenangan khas masyarakat adat, desa ini adalah pilihan sempurna.
Dengan alam yang masih perawan dan keramahan warganya, Setulang menyuguhkan pengalaman wisata yang mendalam, bermakna, dan tak terlupakan.
Baca juga:
🔗 Pantai di Aceh dan Aturan yang Mengajarkan Arti Menghargai Kearifan Lokal