Pada bulan Februari dan Maret lalu, pemerintah meluncurkan program diskon besar-besaran untuk pembelian listrik bagi pelanggan rumah tangga.
Program ini menjadi kabar gembira bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang berpenghasilan menengah ke bawah.
Selama periode tersebut, masyarakat yang membeli token listrik mendapatkan dua kali lipat dari jumlah normal. Artinya, mereka bisa menabung penggunaan listrik untuk jangka waktu yang lebih panjang.
Sebagai contoh, pembelian listrik senilai Rp2 juta yang biasanya mendapatkan sekitar Rp2 juta nilai kWh, saat itu bisa mencapai Rp4 juta.
Bagi pelanggan rumah tangga, pembelian sebesar Rp1 juta yang biasanya memperoleh sekitar 665,6 kWh, bisa menjadi 1.331,2 kWh dua kali lipat dari biasanya.
Dengan tambahan itu, banyak warga mampu menghemat biaya listrik hingga 6,5 bulan dan mengalihkan dana lainnya untuk kebutuhan keluarga.
Salah satu warga yang merasakan langsung manfaat program tersebut adalah Ayu, seorang ibu rumah tangga di kawasan Ungasan, Bali.
Ia mengaku sangat terbantu dengan adanya program ini karena bisa menghemat pengeluaran rumah tangganya untuk waktu yang cukup lama.
“Waktu itu senang sekali, bisa beli listrik untuk jangka panjang. Jadi saya langsung isi besar-besaran,” ujar Ayu sambil tersenyum mengenang masa itu.
Ayu bercerita, berkat program tersebut, ia tidak perlu khawatir soal biaya listrik selama beberapa bulan.
Sisa uang belanja harian pun bisa dialihkan untuk kebutuhan lain seperti pendidikan anak dan keperluan dapur.
Baca juga:
🔗 Pemeliharaan Jaringan, Sejumlah Wilayah di Bali Alami Pemadaman Listrik
Namun kini, setelah program diskon tersebut berakhir, tarif listrik kembali normal. Bulan ini, ketika mengisi token senilai Rp200 ribu, Ayu hanya memperoleh 128 kWh, sesuai tarif reguler saat ini.
Sebelumnya, dengan pembelian Rp100 ribu, ia mendapat sekitar 64 kWh — jauh lebih sedikit dibandingkan saat masa diskon.
Meski demikian, Ayu tetap merasa bersyukur pernah menikmati masa diskon listrik tersebut. Baginya, program pemerintah itu menjadi bentuk perhatian nyata kepada masyarakat kecil, terutama di tengah fluktuasi harga kebutuhan pokok.
“Sekarang memang sudah normal lagi, tapi waktu itu sangat membantu. Rasanya ringan, karena pengeluaran listrik bisa ditekan beberapa bulan,” tuturnya.
Bagi Ayu dan banyak warga lainnya di Ungasan, program semacam ini bukan sekadar soal angka di meteran listrik, tetapi juga tentang rasa lega dan aman dalam mengatur keuangan keluarga.
Mereka berharap pemerintah dapat kembali menghadirkan program serupa di masa mendatang terutama menjelang momen penting seperti hari raya atau tahun ajaran baru, ketika kebutuhan rumah tangga biasanya meningkat.