Di Sudut Rumah Bali yang Hangat

Dua anak menggambar dan menulis dengan penuh semangat, didampingi sang ibu yang sabar mengawasi dan memberi arahan ringan.
Kreativitas anak berkembang pesat saat mendapat ruang berekspresi dan dukungan hangat dari orang tua seperti momen tenang ini bersama ibu

Di sebuah sudut rumah Bali yang hangat, tampak seorang ibu duduk santai mengawasi kedua anaknya yang tengah asyik menggambar.

Mereka tidak duduk di kursi empuk atau di ruang kelas mewah, melainkan cukup beralaskan lantai, kertas putih, dan crayon yang berserakan. Meski sederhana, momen ini menjadi pondasi penting dalam tumbuh kembang anak.

Pentingnya Kehadiran Orang Tua

Kehadiran orang tua dalam aktivitas anak, sekecil apa pun, memberi rasa aman, dukungan emosional, dan stimulasi positif.

Ketika seorang ibu atau ayah menemani anak bermain, menggambar, atau sekadar duduk bersama, anak merasa dilihat, didengar, dan dihargai.

Hal ini menumbuhkan rasa percaya diri, kreativitas, serta rasa ingin tahu yang alami dalam diri mereka.

Pendidikan Dimulai dari Rumah

Seorang ibu mendampingi anak-anaknya menulis dan menggambar, memberikan kebebasan untuk bereksplorasi tanpa arahan langsung, dalam suasana hangat dan penuh perhatian.
Suasana hangat dan penuh perhatian, ibu mendampingi anak-anak bereksplorasi melalui tulisan dan gambar, memberikan ruang bagi kreativitas mereka untuk tumbuh

Pentingnya pendidikan dini telah menjadi perhatian banyak pihak. Anggapan bahwa pendidikan baru dimulai saat usia sekolah dasar terbukti keliru.

Bahkan, menurut berbagai penelitian neurologi, seperti yang dilakukan Dr. Benjamin S. Bloom, pendidikan yang dimulai di usia taman kanak-kanak pun sebenarnya sudah terlambat.

Baca juga:
🔗 Putu Ratih, Bocah 8 Tahun di Denpasar, Jadi Contoh Generasi Penerus Pelestari Budaya Bali


Pendekatan Mendampingi, Bukan Memaksa

Putu Ayu (41), ibu dari dua anak yang tampak dalam gambar ini, mengatakan bahwa dirinya bukanlah seorang ahli tumbuh kembang anak.

Ia hanya mencoba meneruskan pola pengasuhan yang dulu diterimanya dari orang tuanya di Bali menemani anak-anak dalam aktivitas sehari-hari.

Kini, ia merasa bersyukur karena anak pertamanya yang berusia enam tahun sudah bisa membaca dan menulis melalui pendekatan mendampingi, bukan memaksa.

Hadir Tanpa Mengatur

Anak kedua Ibu Putu Ayu berusia 4 tahun asyik mewarnai dan mencoret-coret dengan penuh ekspresi, sementara sang ibu mengawasi dengan penuh perhatian.
Dalam suasana hangat, anak-anak bebas berekspresi dengan gambar dan warna. Ibu Putu Ayu dengan sabar mengawasi tanpa campur tangan langsung, memberi ruang untuk eksplorasi

Dalam foto ini, sang ibu tampak tenang. Ia tidak mengatur atau mengintervensi proses belajar anak-anaknya. Ia hanya hadir, mengamati, dan memberi ruang bagi anak-anak untuk mengekspresikan diri.

Ini adalah bentuk parenting yang penuh kesadaran mendampingi tanpa mendominasi.


Baca juga:
🔗 Masa Emas Anak (0–6 Tahun): Membangun Fondasi Holistik untuk Masa Depan


Fondasi Masa Depan Anak

Tumbuh kembang anak bukan sekadar soal makanan bergizi atau pendidikan formal, melainkan juga soal kehangatan hubungan dengan orang tua. Dari relasi inilah anak belajar mengenal dunia dan dirinya sendiri.

Momen-momen seperti ini mungkin tampak biasa. Namun bagi seorang anak, inilah kenangan yang akan membentuk masa depan mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *