Setiap enam bulan sekali, jalanan di Bali menjelma menjadi lautan keindahan budaya yang memukau. Deretan penjor tiang bambu tinggi yang dihiasi janur, hasil bumi, dan ornamen tradisional terpancang anggun di setiap sudut desa hingga kota. Penjor bukan sekadar hiasan, ia adalah lambang kearifan lokal yang kaya akan makna spiritual dan filosofi hidup masyarakat Bali dalam menyambut Hari Raya Galungan.
Melengkung lembut bak naga suci yang turun dari kahyangan, penjor dibuat dari bambu pilihan, dihiasi janur kuning, buah-buahan, serta umbi-umbian yang berasal dari perut bumi. Ia bukan sekadar simbol estetik, melainkan linggih Ida Sang Hyang Widhi Wasa tempat bersemayamnya kekuatan suci semesta.
Saat Galungan tiba, umat menghaturkan rasa bakti dengan sepenuh hati. Penjor ditancapkan di tanah pekarangan, menghadap ke jalan, menjadi titian sakral yang menghubungkan dunia manusia dengan alam roh leluhur (pitara). Di ujungnya, sampian penjor menjuntai indah tempat di mana para leluhur dipercaya turun untuk menerima persembahan dan doa-doa yang dirangkai dalam ketulusan.
Penjor juga melambangkan Gunung Agung, pusat spiritual dan sumber kehidupan masyarakat Bali. Lengkungannya menggambarkan kemakmuran, sedangkan ragam hiasan di ujungnya mengandung simbol-simbol persembahan kepada Hyang Widhi Wasa. Bagi masyarakat Bali, Galungan adalah perayaan kemenangan dharma (kebenaran) atas adharma (kejahatan), dan penjor menjadi manifestasi rasa syukur atas hasil panen, kesejahteraan, serta harmoni antara manusia dan alam semesta.
Membuat penjor bukan hanya soal keterampilan atau kreativitas, tetapi juga bagian dari pelestarian budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Setiap keluarga Bali menyusunnya dengan penuh cinta dan kesungguhan, seraya menanamkan nilai-nilai luhur kepada anak cucu tentang pentingnya menjaga tradisi, spiritualitas, dan hubungan sakral dengan alam.
Dengan berdirinya penjor di depan rumah, masyarakat Bali seakan menyampaikan pesan kepada dunia: inilah cara kami menghormati kehidupan, alam, dan Sang Pencipta dalam kesederhanaan yang penuh makna dan keagungan jiwa.