Nama AKBP Erlichson Pasaribu, S.H., S.I.K. tak asing lagi bagi masyarakat Halmahera Barat.
Namun, di balik seragam dan jabatannya sebagai Kapolres, sosok lulusan Akpol 2005 ini bukan sekadar pemimpin.
Ia adalah “Om Polisi” yang ramah menyapa di pasar, tak segan duduk bersila mendengar keluh kesah warga di pos terpencil, dan senantiasa melontarkan senyum hangat kepada anak-anak di pinggir jalan.
Setelah 1,5 tahun mengabdi sebagai Kapolres Halmahera Barat, malam 16 Juli 2025 menjadi momen penuh haru bagi AKBP Erlichson Pasaribu.
Dalam acara pisah sambut yang berlangsung hangat dan sarat nuansa kekeluargaan, ia tak mampu menyembunyikan kesedihannya.
“Rasanya sedih, karena saya selalu mengedepankan pendekatan kekeluargaan kepada seluruh anggota.
Saya berusaha memanusiakan mereka, agar mereka pun bisa melayani masyarakat dengan hati, seolah melayani keluarga sendiri,” ungkapnya tulus.
Bagi Erlichson, kepemimpinan bukanlah soal kekuasaan, melainkan tentang membangun hubungan.
Relasi yang ia jalin dengan anggota Polres Halmahera Barat begitu erat, hingga ia menyebut mereka sebagai anak-anaknya sendiri.
Nilai-nilai inilah yang akan terus ia bawa dalam tugas barunya sebagai Kapolres Halmahera Utara, di bawah naungan Polda Maluku Utara.
“Setiap kali berdinas, saya berusaha untuk dekat dengan anggota karena saya anggap mereka sebagai keluarga. Harapan saya ke depan, saya bisa menambah keluarga baru di tempat tugas yang baru, dan semakin memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap Polri,” ujarnya.
Dalam Musrenbang Polri 2025, satuan ini meraih penghargaan Pelayanan Prima dalam kategori Unit Pelayanan Publik.
Karier panjangnya yang membentang dari Polda Banten, Bangka Belitung, hingga Maluku Utara, telah mengasahnya secara teknis dan nurani.
Dari hiruk-pikuk Pangkalpinang hingga pelosok Bangka Selatan, satu pelajaran penting yang ia dapat, inti dari tugas kepolisian adalah kemanusiaan.
Baca juga:
🔗 Berprestasi, Polda Maluku Utara Raih 5 Penghargaan dalam Musrenbang Polri 2025
Di Halmahera Barat, Erlichson tak hanya menegakkan hukum. Ia membawa serta filosofi hidup yang sederhana namun penuh makna, BERKAT.
Bukan sekadar akronim, tapi prinsip hidup yang ia wujudkan dalam tindakan sehari-hari:
Beriman
Setiap pagi sebelum apel, ia menyempatkan diri untuk hening sejenak.
“Kekuatan tanpa iman bagaikan perahu tanpa kemudi,” katanya.
Doa bagi Erlichson bukan rutinitas, melainkan fondasi dari segala langkah.
Kasih
Prinsip “melayani seperti kita ingin dilayani” dijalankan sepenuh hati. Ia kerap turun langsung ke desa-desa, mendengarkan keluhan warga, dari soal jalan rusak hingga masalah keamanan.
“Bahu yang tegar harus diimbangi dengan hati yang lembut,” ucapnya.
Tangguh
Ketangguhan bukan hanya soal kesiapan menghadapi kejahatan, tetapi juga keteguhan hadir kapan pun masyarakat membutuhkan, bahkan di dusun terpencil. Baginya, melindungi tak mengenal waktu lelah.
Filosofi BERKAT bukan sekadar slogan di dinding kantor. Di bawah kepemimpinannya, Polres Halmahera Barat hadir bukan hanya sebagai penjaga keamanan, tetapi juga bagian dari solusi kehidupan warga.
Saat konflik muncul, pendekatan kekeluargaan dikedepankan. Ketika bencana datang, anggota Polres terjun langsung mengantar bantuan, menenangkan warga, dan membangkitkan harapan.
Tak mudah bagi Erlichson melepas tugasnya di Halmahera Barat. Bukan sekadar soal kedinasan yang selesai, tapi karena ia merasa meninggalkan keluarga besar yang ia bangun dengan sepenuh hati.
“Saya selalu mengedepankan pendekatan kekeluargaan. Mereka saya anggap seperti anak-anak saya sendiri. Saya percaya, ketika seseorang merasa dimanusiakan, maka ia pun akan melayani dengan hati,” ucapnya dengan mata berkaca.
AKBP Erlichson Pasaribu akan mengemban amanah baru sebagai Kapolres Halmahera Utara. Namun prinsip-prinsip yang ia pegang teguh tak akan berubah.
“Saya berharap bisa menambah keluarga baru di tempat yang baru. Saya ingin tetap hadir, lebih dekat dengan masyarakat, dan terus membangun kepercayaan terhadap Polri,” ujarnya.
Di tengah kesibukan sebagai Kapolres, Erlichson menyadari pentingnya menjaga keseimbangan hidup. Lapangan tenis menjadi tempat ia melepas penat sekaligus mengisi ulang semangat.
“Setelah seharian menghadapi berbagai persoalan masyarakat, mengayunkan raket membuat pikiran saya kembali jernih,” tuturnya sambil tersenyum.
AKBP Erlichson Pasaribu adalah gambaran nyata bahwa menjadi polisi bukan sekadar profesi, tetapi panggilan jiwa.
Di setiap tempat ia ditugaskan, ia tak hanya hadir sebagai pemimpin, tetapi sebagai manusia yang memimpin dengan hati. Dan itulah warisan terindah yang ia tinggalkan dimanapun ia bertugas.