Puja Astawa: Dari Kreator Konten Hingga Penggerak Kepedulian Lingkungan

Puja Astawa berdiri dengan ekspresi percaya diri, menggambarkan sosok inspiratif yang memanfaatkan popularitasnya untuk hal positif.
Puja Astawa menghadirkan teladan baru bahwa popularitas seharusnya digunakan untuk kebaikan. Ia mengubah pengaruh menjadi gerakan, dan konten menjadi kesadaran (Foto: Mahendra)

Puja Astawa dikenal sebagai kreator konten asal Bali yang mampu menggabungkan hiburan, budaya, dan pesan sosial dalam setiap karyanya.

Lewat video-video bernuansa lokal, ia tidak hanya menampilkan sisi lucu kehidupan masyarakat Bali, tetapi juga menyentuh aspek emosional dan kemanusiaan.

Sebagai pembuat dokumenter budaya dan MC yang aktif, Puja dikenal piawai menyampaikan pesan yang dekat dengan keseharian penontonnya.

Karyanya kerap memotret realitas kehidupan masyarakat Bali, mulai dari tradisi, adat, hingga persoalan sosial dengan gaya yang ringan, menghibur, dan penuh makna.

Tak heran, setiap unggahan terasa autentik dan mampu menggugah kesadaran banyak orang untuk lebih mencintai budaya serta lingkungannya.

Baca juga:
πŸ”— Wayan Aksara: Menjaga Bali dari Hulu, Membangun Kesadaran Sampah dari Akar

Dari Konten Digital ke Aksi Nyata Lingkungan

Di balik aktivitas kreatifnya di dunia digital, Puja Astawa juga tergerak untuk berbuat nyata bagi lingkungan.

Ia melihat langsung permasalahan sampah plastik yang semakin meningkat di wilayahnya, terutama di kawasan perkotaan seperti Singaraja. Dari keprihatinan itulah, lahir inisiatif sederhana namun berdampak besar program Samplas.

Samplas: Gerakan Kecil dengan Dampak Besar

β€œIni punya saya sendiri, lahan saya, pekerja saya. Namanya Samplas,” ujar Puja Astawa dengan nada tegas namun bersahaja.

Program yang berlokasi di Jalan Teratai No. 27, Singaraja, ini baru berjalan sekitar dua bulan. Meski masih muda, Samplas sudah menjadi wadah bagi masyarakat sekitar untuk mulai sadar dan tertib dalam mengelola sampah plastik.

Melalui Samplas, Puja menyediakan tempat penampungan bagi masyarakat yang ingin mengumpulkan sampah plastik dari rumah.

Warga cukup menyiapkan plastik yang sudah dipilah, lalu bisa menghubungi pihak Samplas untuk dijemput.

Dengan sistem sederhana ini, masyarakat tak perlu bingung membuang plastik, sekaligus ikut menjaga kebersihan lingkungan.

Lebih dari sekadar tempat pengumpulan, Samplas juga menjadi ruang edukasi. Di sana, masyarakat bisa belajar cara memilah sampah, memahami nilai ekonomi dari plastik, dan mengerti bagaimana pengelolaan yang tepat dapat menjaga lingkungan dari pencemaran.

Baca juga:
πŸ”— Komunitas Dapur Jaba Paon, Dari Bencingah Gede Kaliasem untuk Kemanusiaan

Menumbuhkan Kepedulian dari Hal Sederhana

Bagi Puja Astawa, tujuan utama dari Samplas bukanlah bisnis, melainkan membangun kesadaran kolektif.

Ia menyediakan lahan, waktu, tenaga, hingga biaya pribadi demi memastikan program ini bisa berjalan tanpa pamrih.

β€œSaya hanya ingin menumbuhkan kepedulian. Selama ini saya sediakan tempat dan tenaga agar masyarakat bisa tertib dalam mengumpulkan serta memilah sampah plastik,” ucapnya dengan penuh keyakinan.

Langkah kecil ini membuktikan bahwa perubahan besar tidak harus dimulai dari modal besar atau dukungan lembaga besar.

Cukup dari niat tulus dan kemauan kuat untuk berbuat. Dari satu halaman rumah, Puja berharap lahir kebiasaan baru yang menular ke banyak tempat, kesadaran bahwa bumi yang bersih dimulai dari diri sendiri.

Inspirasi dari Bali untuk Indonesia

Puja Astawa membuktikan bahwa menjadi kreator tidak hanya soal karya di dunia maya, tetapi juga tentang memberi dampak di dunia nyata.

Dengan semangat kepedulian dan ketulusan, ia mengajak masyarakat untuk berbuat sesuatu bagi bumi, mulai dari langkah kecil, di halaman sendiri.

Melalui Samplas, Puja menunjukkan bahwa cinta terhadap Bali bukan hanya lewat seni dan budaya, tetapi juga lewat aksi nyata menjaga alam yang menjadi sumber kehidupan.

Ia memadukan peran sebagai seniman, komunikator, dan penggerak sosial, menjadikannya sosok inspiratif yang menyalakan semangat gotong royong di era digital.

Penutup: Dari Bali, Muncul Cahaya Harapan

Di tengah derasnya arus hiburan digital yang sering kali hanya mengejar sensasi, Puja Astawa menghadirkan teladan baru, bahwa popularitas seharusnya digunakan untuk kebaikan. Ia mengubah pengaruh menjadi gerakan, dan konten menjadi kesadaran.

Samplas mungkin tampak kecil di mata sebagian orang, namun seperti tetes air yang membentuk ombak, langkah Puja menandai perubahan cara pandang masyarakat terhadap sampah dan lingkungan.

Dari Bali, pesan ini mengalir ke seluruh penjuru negeri, cintai bumi sebagaimana kita mencintai rumah sendiri.

Baca juga:
πŸ”— Ikhlas, Jalan Sunyi yang Menuntun pada Keindahan Hidup

Sebab pada akhirnya, kepedulian bukan sekadar kata, tetapi tindakan nyata yang menjaga masa depan generasi berikutnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *