Ungasan, Bali โ 30 September 2025, warga di kawasan Ungasan, Bali, kini harus merogoh kocek lebih dalam untuk mendapatkan elpiji 3 kilogram atau yang akrab disebut gas melon.
Meski stok sebenarnya masih tersedia di sejumlah warung, harga jual di lapangan meroket hingga Rp33 ribu per tabung. Padahal, harga normal di warung eceran biasanya hanya berkisar Rp23 ribu.
Fenomena serupa juga pernah terjadi pada Juni lalu, ketika harga gas melon di Ungasan sempat menembus Rp30 ribu per tabung.
Kondisi ini terasa semakin memberatkan, terlebih harga gas non-subsidi ukuran 5 kilogram atau gas pink justru relatif stabil, yakni sekitar Rp220 ribu per tabung.
Baca juga:
๐ Gas Melon Langka Jelang Idulfitri, Warga Bali Antre Sejak Subuh
Hendra, salah seorang warga Ungasan, mengaku kesulitan mencari gas melon dengan harga normal. Ia sudah berkeliling ke beberapa warung pada siang hari, namun hasilnya tetap nihil.
โDi warung memang ada yang menjual, tapi rata-rata harganya Rp33 ribu. Sulit sekali cari yang harga normal. Kalau pagi-pagi sekali biasanya masih ada, tapi cepat habis karena warga berebut,โ ujar Hendra.
Keluhan serupa datang dari Ayu, seorang ibu rumah tangga. Menurutnya, meski masyarakat sudah terbiasa menghadapi kenaikan harga jelang hari besar, lonjakan kali ini terasa janggal sekaligus memberatkan.
โBiasanya harga naik menjelang Lebaran atau Galungan, tapi sekarang kan tidak ada momen apa pun. Harga tetap tinggi, jadi makin berat bagi kami yang harus membeli rutin,โ ungkap Ayu.
Lonjakan harga gas melon diduga dipicu oleh tingginya permintaan masyarakat yang tidak diimbangi distribusi memadai.
Situasi ini membuka peluang terjadinya penimbunan oleh oknum, serta praktik penjualan di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan pemerintah.
Masyarakat berharap pemerintah bersama pihak terkait segera turun tangan untuk menormalkan situasi.
Distribusi gas bersubsidi yang lancar sangat dibutuhkan agar harga kembali stabil, terutama menjelang Idulfitri ketika kebutuhan rumah tangga biasanya meningkat tajam.
Jika kondisi ini dibiarkan berlarut-larut, bukan tidak mungkin harga gas melon di Bali semakin sulit dikendalikan, dan beban ekonomi rumah tangga pun kian terasa berat.
Baca juga:
๐ Kemacetan Parah di Jalan Menuju Ungasan, Bali Selatan: Proyek Pelebaran Jalan Jadi Pemicu