Dalam dunia kepolisian, kepangkatan bukan sekadar simbol kehormatan, namun juga representasi dari tanggung jawab dan perjalanan panjang yang tidak semua orang mampu tempuh.
Di Bali, ada sebuah keyakinan yang berakar kuat dalam budaya lokal: bila tidak ada “garis tangan”, sekeras apapun seseorang berusaha, takdir sulit dipaksakan.
Namun, bagi sosok seperti IPDA Putu Ambara Yuli Adnyana, S.H., perjalanan kariernya mencerminkan bahwa antara nasib dan usaha, selalu ada ruang bagi mereka yang konsisten dan tulus dalam pengabdian.
Putra asli Bali ini kini menyandang pangkat IPDA setelah menyelesaikan pendidikan Sekolah Inspektur Polisi (SIP) Angkatan 54 Gelombang I T.A, 2025 yang berlangsung selama beberapa bulan di bawah naungan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) Polri.
Latar belakang kariernya menunjukkan dedikasi yang tak pernah surut mengawali langkah di Spripim Polda Bali, kemudian melanjutkan pengabdiannya di Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Bali hingga akhirnya dinyatakan lulus sebagai perwira.
Baca juga:
🔗 Kombes Pol. Rachmat Hendrawan: Menjaga Marwah Bhayangkara dalam Setiap Langkah
Di balik keberhasilan ini, ada dukungan keluarga yang menjadi pondasi kokoh dalam setiap langkahnya.
Sang istri, Kadek Dwi Adnyani, S.KM., M.AP., adalah sosok perempuan kuat yang selalu mendampingi dan memberikan dukungan penuh, tidak hanya sebagai pasangan hidup, namun juga sebagai ibu yang penuh kasih sayang terhadap anak-anak mereka.
Kehadiran istri yang memahami beratnya tugas seorang anggota Polri menjadi kunci penting dalam menjaga keseimbangan antara tugas negara dan keluarga.
Kini, dengan pangkat IPDA yang tersemat di pundak, Putu Ambara menyadari bahwa tanggung jawab yang diembannya pun semakin besar.
Sebagai seorang perwira pertama (first line supervisor), ia bukan hanya menjadi pengambil kebijakan teknis di lapangan, tapi juga menjadi contoh bagi para anggota di bawahnya.
Ia percaya bahwa untuk menjadikan Polri sebagai institusi yang dicintai masyarakat, seorang perwira harus bisa hadir sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat dengan hati nurani.
Baca juga:
🔗 Waris Agono: Menara Integritas di Pusaran Personal Branding Digital
Dengan kompleksitas tantangan masyarakat saat ini, IPDA Putu Ambara berkomitmen untuk selalu menjaga integritas, membangun komunikasi yang baik, dan hadir secara nyata di tengah masyarakat.
Ia mengusung harapan untuk menjadi perwira yang tidak hanya dihormati karena pangkatnya, namun juga dicintai karena ketulusannya dalam melayani.
Karier boleh dibangun oleh pelatihan dan pengalaman, namun menjadi manusia yang berguna bagi sesama, itulah cita-cita sejati seorang Bhayangkara.