Bagi sebagian turis masa kini, liburan bukan lagi sekadar menginap di hotel mewah atau mengunjungi destinasi ikonik.
Semakin banyak wisatawan yang mulai menerapkan gaya hidup sehat dan berkelanjutan salah satunya dengan berbelanja buah dan sayur segar langsung di pasar tradisional setempat.
Seperti tampak dalam foto suasana pasar pada malam hari, deretan buah-buahan lokal seperti pisang, naga, jeruk, hingga salak tersusun rapi dan menggoda mata di bawah kerlap-kerlip lampu pasar.
Aroma khas serta hiruk-pikuk pengunjung menambah daya tariknya. Seorang turis terlihat tengah memilih buah dengan cermat, membawa tas kain sebagai bentuk komitmennya untuk berbelanja tanpa plastik selaras dengan semangat ramah lingkungan.
Bagi turis yang tinggal dalam waktu cukup lama baik karena bekerja jarak jauh maupun menikmati gaya hidup slow living pasar tradisional menjadi titik temu budaya yang otentik.
Selain harga yang lebih terjangkau, mereka bisa berinteraksi langsung dengan para pedagang, belajar nama-nama buah dalam bahasa lokal, hingga mencicipi hasil bumi yang datang langsung dari petani.
Berbelanja di pasar mengajak turis untuk memperlambat ritme hidup. Tidak seperti di supermarket yang serba cepat dan praktis.
Pasar memberi ruang untuk mencium aroma buah segar, menawar harga dengan senyum, dan membawa pulang lebih dari sekadar belanjaan mereka pulang dengan cerita dan pengalaman.
Ada kepuasan tersendiri saat menyadari bahwa buah yang dinikmati berasal dari kebun lokal, bukan dari ribuan kilometer jauhnya.
Di Bali, tren ini semakin terlihat jelas, khususnya di pasar-pasar wilayah Ungasan dan sekitarnya.
Turis asing maupun domestik kini menjadikan kunjungan ke pasar sebagai bagian dari rutinitas pagi atau malam mereka.
Tak jarang, pengalaman ini dibagikan di media sosial sebagai bentuk apresiasi terhadap budaya lokal dan gaya hidup berkelanjutan.
Baca juga:
🔗 Pasar Malam Tradisional Sanur Surga Kuliner Bali
Gaya hidup ini tidak hanya memperkaya pengalaman berwisata, tetapi juga memberi dampak positif bagi perekonomian lokal dan kelestarian lingkungan.
Inilah potret pariwisata masa depan lebih personal, berkelanjutan, dan manusiawi.
Jika Anda berencana bepergian dan ingin merasakan pengalaman yang lebih dari sekadar menjadi turis, cobalah luangkan waktu untuk menyusuri pasar tradisional.
Siapa tahu, justru dari pengalaman sederhana itu Anda menemukan kenangan paling berarti dalam perjalanan Anda.