Bagi pecinta kuliner yang ingin mengeksplorasi cita rasa Nusantara sambil merasakan atmosfer lokal yang autentik, Pasar Malam Tradisional Sanur adalah destinasi wajib dikunjungi.
Terletak di depan pasar tradisional Sanur, pasar malam ini menyajikan ragam hidangan menggugah selera dari berbagai penjuru Indonesia, terutama masakan khas Bali dan Jawa Barat.
Tak hanya menjadi tempat mengisi perut, pasar ini juga menjadi ruang pertemuan hangat antara warga lokal, turis domestik, hingga wisatawan mancanegara.
Pasar malam Sanur menawarkan pengalaman kuliner yang lengkap. Di sini, pengunjung bisa menemukan hidangan khas Bali seperti sate lilit, babi guling, atau lawar yang lezat.
Namun, yang menarik perhatian adalah kehadiran pedagang dengan sajian khas Jawa Barat seperti siomay, batagor, dan aneka gorengan renyah. Sensasi rasa pedas, gurih, dan manis berpadu harmonis, seolah mengajak lidah berkelana dari Pulau Dewata hingga tanah Pasundan.
Baca juga:
🔗 Menjelajah Cita Rasa di Pasar Malam Badung, Denpasar
Tak perlu khawatir dengan suasana makan. Pasar ini dihiasi gerobak-gerobak sederhana dengan kursi plastik atau kayu yang justru menambah kesan santai.
Pengunjung bisa duduk lesehan atau di meja panjang sembari menikmati hidangan panas langsung dari wajan.
Baca juga:
🔗 Warung Wardani: Waktu Menari di Atas Piring, Rasa yang Abadi Sejak 1980
Keunikan Pasar Malam Sanur tidak hanya terletak pada makanannya, tapi juga pada interaksi sosial yang terjalin di antara pengunjung. Seperti yang dialami Hendra, warga lokal yang kerap datang bersama keluarga.
“Saya suka makan malam di sini karena bisa mencoba banyak menu sekaligus. Kadang kami bertemu turis atau orang dari daerah lain, lalu ngobrol santai. Rasanya seperti satu meja besar yang menyatukan semua orang,” ceritanya.
Baca juga:
🔗 Waktu yang Menari di Balik Etalase
Suasana kebersamaan ini semakin terasa ketika turis asal Eropa ikut bergabung di meja yang sama. Percakapan ringan tentang rekomendasi makanan, budaya Bali, atau sekadar berbagi cerita perjalanan pun mengalir.
Bahasa mungkin menjadi penghalang sesaat, namun senyum dan gestur bersahabat mampu mencairkan suasana.
Pasar malam ini hanya beroperasi saat matahari terbenam, mulai sekitar pukul 18.00 hingga tengah malam. Lampu-lampu temaram dari gerobak dan suara gemericik minyak panas menjadi penanda bahwa waktu makan malam telah tiba.
Pengunjung disarankan datang lebih awal untuk menghindari keramaian puncak, sekaligus menikmati suasana pasar yang masih lengang.
Pasar Malam Tradisional Sanur bukan sekadar tempat makan, melainkan ruang budaya yang hidup. Di balik sederhananya gerobak dan kursi plastik, tersimpan kekayaan kuliner Nusantara dan kehangatan pertemuan antarmanusia.
Jadi, jika Anda ingin merasakan Bali yang otentik sambil memanjakan lidah, sempatkan malam Anda untuk singgah di sini. Siapa tahu, Anda pun akan pulang dengan kenangan baru dan perut yang bahagia.
Baca juga:
🔗 Hari Raya Kuningan: Cahaya Doa dan Warna Keharmonisan