Penipuan Wisata Guncang Labuan Bajo, Bupati Minta Maaf

Perahu pinisi berlayar di perairan jernih dengan latar perbukitan hijau yang indah.
Perahu pinisi berlayar tenang di atas perairan biru yang jernih, dikelilingi oleh perbukitan hijau yang memanjakan mata. (Foto: Moonstar)

Wisatawan Terlantar, Citra Labuan Bajo Tercoreng

Labuan Bajo, Citra pariwisata Kabupaten Manggarai Barat kembali tercoreng akibat ulah oknum tak bertanggung jawab yang menipu puluhan wisatawan.

Insiden memilukan ini terjadi pada 2 Juni 2025, ketika 20 wisatawan terdiri dari 13 warga negara Amerika Serikat dan 7 wisatawan domestik terlantar di Pelabuhan Marina Labuan Bajo.

Penyebab insiden ini adalah kegagalan agen perjalanan Gratio Tour, yang diketahui dimiliki oleh Dominikus Aliansi, dalam melunasi pembayaran kapal wisata Zada Ulla, meskipun para wisatawan telah membayar penuh biaya perjalanan sebesar Rp101 juta.


Dilansir dari media Detik, Bupati Manggarai Barat, Edi Endi, menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada para wisatawan yang menjadi korban.

“Kami menyampaikan permohonan maaf atas ulah oknum yang tidak bertanggung jawab, yang menipu dan menelantarkan wisatawan yang ingin berwisata di Kabupaten Manggarai Barat,” ujarnya, Rabu (4/6/2025).

“Saya mengutuk keras pelaku penipuan ini. Mereka harus diberi pelajaran dan dijatuhi sanksi seberat-beratnya karena telah merusak citra pariwisata Labuan Bajo,” tegasnya.

Kronologi Penipuan: Kapal Menolak Berlayar

Para wisatawan telah membayar penuh paket perjalanan mereka melalui Gratio Tour. Namun, kapal Zada Ulla hanya menerima uang muka (DP) sebesar 30% atau sekitar Rp24 juta dari pihak agen.

Kapal pun menolak berlayar sebelum menerima tambahan pembayaran sebesar Rp50 juta langsung dari para wisatawan.

Akibatnya, para wisatawan terlantar selama delapan jam di pelabuhan tanpa kepastian. Salah satu korban, Ruth Krisnianti Utami, mengungkapkan rasa bingungnya:

“Mereka tetap kukuh meminta Rp50 juta, tapi tidak mau bertanggung jawab. Kami telantar delapan jam!”


Setelah melalui proses negosiasi yang panjang, pihak kepolisian akhirnya turun tangan dan membantu agar kapal bisa diberangkatkan.


Namun hingga kini, Dominikus Aliansi selaku pemilik agen masih belum ditemukan dan tengah dalam pengejaran aparat Kepolisian Manggarai Barat.

Bukan Kasus Pertama di Labuan Bajo

Seorang pelaku usaha penyewaan kapal di Labuan Bajo, yang telah beroperasi sejak 2018, menyatakan bahwa kasus semacam ini bukan hal baru.


Ia mengaku pernah mengalami kejadian serupa dengan agen perjalanan ternama dari Singapura.

“Mereka sudah booking kapal, dikirimi foto-foto, tapi kapal yang datang sangat berbeda. Bahkan pernah juga tamu sudah menunggu, tapi kapalnya tidak datang sama sekali,” ungkapannya.


Ia juga menyoroti lemahnya pengawasan terhadap aspek keselamatan (safety) dan perizinan kapal.

“Beberapa waktu lalu juga sempat terjadi kapal terbalik saat pelayaran. Aspek keselamatan dan izin seringkali diabaikan,” tambahnya.


Baca juga:
🔗 Menelusuri Keajaiban Alam Goa Cermin di Labuan Bajo


Pemerintah Janji Bertindak Tegas

Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat menyatakan akan segera berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk menertibkan agen-agen perjalanan wisata, baik yang beroperasi di Labuan Bajo maupun dari luar daerah.


Langkah ini merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam memperbaiki sistem serta menjaga Labuan Bajo sebagai destinasi wisata premium di Indonesia.


Penataan menyeluruh diharapkan dapat mencegah terulangnya kasus serupa di masa mendatang, serta menjamin keselamatan dan kenyamanan para wisatawan yang berkunjung.


Baca juga:
🔗 Komodo, Kadal Raksasa yang Menakjubkan dari Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *