Siapa yang tak mengenal Puja Astawa, sosok kreatif asal Bali yang namanya melejit berkat konten-konten menghibur bernuansa budaya lokal?
Ia dikenal luas melalui video-video kreatifnya yang mengangkat kehidupan masyarakat Bali dengan sentuhan humor dan pesan mendalam.
Popularitasnya melambung saat pandemi COVID-19, ketika konten berbahasa Bali yang disajikan dengan terjemahan bahasa Indonesia menarik perhatian penonton nasional. Tak heran, ia akrab disapa dengan panggilan “Hai Puja” oleh para penggemarnya.
Perjalanan karier Puja dimulai sebagai seorang fotografer. Berbekal kamera bekas yang dibelinya dari seorang teman dengan harga terjangkau, ia mulai mengeksplorasi dunia fotografi.
Rasa penasarannya yang besar membawanya menempuh pendidikan formal fotografi selama dua tahun.
Selama berkarya, ia banyak mengabadikan momen bertema manusia, budaya, dan alam Bali, yang kelak menjadi ciri khasnya.
Tak berhenti di situ, Puja mulai merambah ke dunia videografi. Ia belajar secara otodidak, mulai dari teknik pengambilan gambar, editing, hingga strategi publikasi.
Ketika mencetuskan ide konten yang memadukan informasi dan hiburan, ia sempat mendapat tantangan. Beberapa orang meragukan konsepnya, bahkan ada yang mempertanyakan, “Mana uangnya? Tidak ada hasilnya.”
Namun, hal itu justru memicu tekadnya untuk membuktikan bahwa kreativitas tak selalu butuh validasi orang lain.
Dengan tiga kamera, ia memproduksi konten secara mandiri, mengerjakan semuanya sendiri dari awal hingga akhir.
Baca juga:
🔗 Puja Astawa Terapkan Pola Hidup Sehat Untuk Dukung Karier di Dunia Perfilman
Ketika ide-idenya belum diterima banyak orang, Puja justru menemukan dukungan terbesar dari keluarganya.
Ia mulai melibatkan ayah, ibu, dan istrinya dalam proses produksi kontennya. Baginya, keluarga bukan hanya pendukung, tapi juga sumber inspirasi.
Dari sinilah ia belajar bahwa di balik kesuksesan, ada orang-orang terdekat yang selalu menjadi pondasi kuat.
Kini, Puja Astawa telah berada di puncak kariernya. Jika dulu ia harus meminta bantuan orang lain untuk menjadi talent atau membantu produksi, sekarang justru ia yang selektif memilih talent karena kesibukan nya sebagai filmmaker.
Ia tak hanya mengatur produksi, tetapi juga merancang ide, menyutradarai, dan memastikan setiap karyanya memiliki pesan yang kuat.
Konten-kontennya tetap berfokus pada Bali, tidak sekadar menampilkan keindahan alam, tetapi juga menggali kehidupan sehari-hari dan tradisi lokal.
Salah satu karyanya yang viral, Mekotek, mengangkat tradisi unik yang sarat makna. Video tersebut menyoroti konflik antar tetangga yang terjadi turun-temurun tanpa diketahui akar masalahnya.
Melalui karyanya, Puja menyampaikan pesan bahwa tradisi seperti Mekotek tak akan bertahan tanpa semangat kebersamaan dan tujuan bersama.
Baca juga:
🔗 Melampaui Sekadar Pertunjukan: Ketika Bali Menyentuh Jiwa Lewat Seni dan Tradisi
Saat ini, Puja sedang fokus mewujudkan impian besarnya membuat film layar lebar. Ia ingin karyanya tidak hanya dinikmati di tingkat nasional, tetapi juga go internasional.
Dengan semangat pantang menyerah dan dedikasi tinggi, ia yakin bisa membawa budaya Bali ke panggung yang lebih luas.
Puja Astawa adalah bukti bahwa passion, kerja keras, dan dukungan keluarga bisa membawa seseorang meraih mimpi.
Dari fotografer pemula hingga filmmaker sukses, ia terus menginspirasi banyak orang dengan karya-karyanya yang penuh makna.
Siapa sangka, seorang anak Bali dengan kamera bekas kini menjadi salah satu kreator paling berpengaruh di industri konten Indonesia.