Ten One Nine Kite Festival: Warna-Warni Langit Sanur dalam Pesona Tradisi Bali

Tim menurunkan layang-layang Bebean di Pantai Mertasari saat festival budaya Bali.
Sebuah tim penuh semangat menurunkan layang-layang Bebean raksasa di Pantai Mertasari, Sanur, dalam festival tahunan yang sarat budaya dan kebersamaan

Festival Layang-Layang dengan Berbagai Kategori

Sanur, Bali – Angin musim layangan yang berhembus kencang di bulan Mei menjadi pertanda dimulainya berbagai festival layang-layang di Bali.

Salah satu yang paling dinantikan adalah Ten One Nine Kite Festival, yang kembali digelar di Pantai Mertasari, Sanur, pada 24-25 Mei 2025.

Acara ini tak hanya mempertontonkan keindahan layang-layang tradisional Bali, tetapi juga menjadi wadah pelestarian budaya, ekspresi kreativitas, dan ajang silaturahmi antar komunitas pecinta layangan.

Ten One Nine Kite Festival menampilkan berbagai kategori lomba yang mengacu pada tradisi layang-layang Bali, di antaranya:

  • Janggan: Layangan raksasa dengan ekor panjang yang memerlukan puluhan orang untuk menerbangkannya.

  • Bebean: Berbentuk ikan, biasanya berukuran besar (minimal 6 meter) dan menjadi favorit banyak tim.

  • Pecukan: Layangan berbentuk daun yang terkenal dengan gerakannya yang lincah mengikuti arah angin.

Celepuk: Layangan menyerupai burung hantu yang memiliki makna spiritual dalam budaya Bali.

Kepala naga layang-layang Jangan Buntut menghiasi langit Pantai Mertasari saat festival.
Salah satu kepala naga dari layang-layang Jangan Buntut tampak megah di langit Pantai Mertasari saat perlombaan dalam festival tahunan yang meriah

Tak hanya untuk orang dewasa, festival ini juga menghadirkan kategori Bebean Mini khusus anak-anak, sebagai langkah mengenalkan tradisi layangan sejak dini.

“Kami ingin anak-anak Bali tetap mencintai warisan budaya ini,” ujar Yoga Sedana, salah satu panitia penyelenggara.


Baca juga:
🔗 Kadek Dwi Armika: Layangan Organik ke Kancah Dunia


Semangat Kolaborasi dan Kompetisi

Lebih dari 1.000 peserta dari seluruh Bali turut meramaikan festival ini, mulai dari tim profesional hingga komunitas lokal.

Salah satu tim yang mencuri perhatian adalah Teker Kite Team dari Penatih, yang telah aktif sejak 2018.

Gajah Teker, perwakilan tim, berbagi pengalamannya:

“Ini pertama kali kami ikut Ten One Nine, dan suasananya sangat seru. Kami fokus di kategori Bebean karena lebih efisien dari segi biaya dan personel.

Untuk menerbangkan Bebean besar, cukup 10–12 orang. Kalau Janggan, dibutuhkan lebih banyak sumber daya.”

Tim ini dikenal dengan koleksi layangan Bebean berukuran raksasa yang kerap menjadi pusat perhatian di berbagai kompetisi.

Lebih dari Sekadar Perlombaan

Tim peserta menurunkan layang-layang Jangan Buntut di Pantai Mertasari saat senja.
Tim peserta dengan semangat menurunkan layang-layang Jangan Buntut saat matahari tenggelam di Pantai Mertasari dalam festival tahunan yang sarat nilai budaya dan kebersamaan

Ten One Nine Kite Festival bukan hanya ajang kompetisi, melainkan juga momentum untuk menjaga warisan budaya dan mempererat persaudaraan antar pecinta layangan.

Festival ini menjadi ruang berkumpul bagi para pengrajin dan tim untuk saling berbagi ide, memperbaiki teknik, dan menampilkan inovasi terbaru.

Pantai Mertasari pun berubah menjadi galeri seni di udara, dengan ratusan layangan berwarna-warni menghiasi langit biru.

Pengunjung tidak hanya disuguhkan lomba, tetapi juga dapat berfoto, mencoba menerbangkan layangan kecil, atau sekadar menikmati kemeriahan suasana pantai.

Komitmen Menjadi Agenda Tahunan

Setelah sukses digelar untuk kedua kalinya, panitia berkomitmen menjadikan Ten One Nine Kite Festival sebagai agenda tahunan yang semakin besar dan meriah.

“Kami ingin festival ini menjadi salah satu ikon budaya Bali, seperti festival layangan di Padang Galak,” tambah Yoga Sedana.

Bagi yang belum sempat hadir tahun ini, jangan khawatir persiapkan diri untuk menyaksikan keindahan Ten One Nine Kite Festival 2026!

Siapkan kamera dan nikmati pesona langit Bali yang dipenuhi layangan tradisional nan megah.

Baca juga:
🔗 Pasar Malam Tradisional Sanur: Surga Kuliner Bali

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *