Hewan sebagai Teman: Tren Gaya Hidup Baru

Pengunjung berjalan santai bersama anjing peliharaan di Pantai Jimbaran saat sore hari.
Pengunjung menikmati sore hari di Pantai Jimbaran dengan berjalan santai bersama anjing peliharaan mereka. (Foto: Moonstar)

Dalam beberapa tahun terakhir, membawa hewan peliharaan saat berjalan-jalan di ruang publik seperti taman, jalan raya, hingga pantai di Bali menjadi pemandangan yang semakin lazim.

Gaya hidup yang sebelumnya lebih umum di negara-negara Barat kini berkembang pesat di kalangan masyarakat urban dan wisatawan yang berkunjung ke Pulau Dewata.

Baca juga:
🔗 Rahasia Kesehatan Orang Jepang: Gaya Hidup Panjang Umur dari Okinawa


Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, seperti dilaporkan oleh Detik, mencatat bahwa jumlah pernikahan di Indonesia terus mengalami penurunan. 

Dalam tiga tahun terakhir, angka pernikahan secara nasional menurun sekitar dua juta. Berikut data penurunan jumlah pernikahan menurut BPS:

  • 2021: 1.742.049
  • 2022: 1.705.348
  • 2023: 1.577.255
  • 2024: 1.478.302

Fenomena ini dipengaruhi oleh berbagai dinamika sosial. Selain penurunan angka pernikahan, data BPS juga menunjukkan menurunnya angka kelahiran di Indonesia.

Sejalan dengan itu, muncul pula tren childfree, yakni memilih menikah tanpa memiliki anak. Sebagian orang yang menjalani gaya hidup ini beralih memelihara hewan seperti anjing, kucing, dan hewan peliharaan lainnya sebagai bentuk kasih sayang dan teman hidup.

Topik ini bahkan pernah dibahas dalam salah satu episode podcast Prof. Rhenald Kasali yang menyoroti pergeseran nilai-nilai keluarga di era modern.

Pantai-pantai di Bali pun turut mencerminkan tren ini. Tak jarang terlihat pasangan berjalan santai di tepi pantai bersama anjing mereka.

Ada pula individu yang menikmati waktu sendiri bersama hewan peliharaannya. Semua itu menunjukkan adanya ikatan emosional yang kuat antara manusia dan hewan.

Lokasi seperti Pantai Seminyak, Canggu, dan Sanur menjadi favorit para pemilik hewan peliharaan, khususnya anjing, untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama.

Baca juga:
🔗 Menikmati Senja di Pantai Jimbaran yang Menenangkan


Gaya Hidup yang Kian Diperkuat Pasca Pandemi

Fenomena ini bukan sekadar tren sesaat, di era pascapandemi, semakin banyak orang merasakan kebutuhan akan koneksi emosional yang lebih dalam.

Hewan peliharaan hadir sebagai sumber ketenangan, kebahagiaan, dan rasa nyaman yang bisa diandalkan.


Salah satu contoh datang dari Naoko, seorang wanita asal Jepang yang telah hidup sendiri bersama dua kucingnya selama 15 tahun.


Ia menganggap kedua kucing tersebut sebagai anaknya sendiri. Saat berkunjung ke Bali, ia menitipkan kucing-kucingnya di tempat penitipan khusus dan setiap hari meminta laporan terkait kondisi mereka.

Termasuk jadwal makan dan kesehatannya. Hal ini menunjukkan betapa eratnya ikatan emosional antara pemilik dan hewan peliharaannya.


Baca juga:
🔗 Naoko Lucy Kaneda: Cinta Sejati Seorang Wanita Jepang pada Bali


Bali Sebagai Destinasi Pet-Friendly

Sebagai destinasi wisata internasional, Bali menjadi tempat ideal untuk mengamati pertumbuhan gaya hidup ini.

Banyak vila, kafe, dan beach club kini mengadopsi konsep pet-friendly. Pemilik hewan bisa bersantai sambil menikmati kopi, membiarkan anjing mereka bermain di pasir, atau berjalan-jalan di sepanjang garis pantai.

Namun, perlu diingat bahwa tidak semua pantai di Bali secara resmi memperbolehkan kehadiran hewan peliharaan.

Oleh karena itu, para pemilik hewan diharapkan tetap bertanggung jawab membawa kantong sampah, memastikan hewan tidak mengganggu orang lain, serta menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

Hewan: Lebih dari Sekadar Peliharaan

Hewan peliharaan kini bukan lagi sekadar teman di rumah mereka telah menjadi bagian dari identitas gaya hidup.

Mereka adalah sahabat berjalan, penenang jiwa, bahkan dalam beberapa kasus berperan sebagai terapi emosional.

Tak heran jika di sepanjang garis pantai Bali yang tenang, kini sering terlihat jejak kaki manusia beriringan dengan jejak kaki anjing yang ceria.

Sebuah tanda bahwa hubungan antarmakhluk hidup dapat tumbuh harmonis, bahkan di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *