Komjen Pol Chryshnanda Dwilaksana, Ketua Tim Transformasi Reformasi Polri

Komjen Pol Chryshnanda Dwilaksana memimpin Tim Transformasi Reformasi Polri.
Komjen Pol Chryshnanda Dwilaksana, yang kini dipercaya memimpin Tim Transformasi Reformasi Polri. (Foto: Dokumentasi)

Komjen Pol Chryshnanda Dwilaksana (lahir 3 Desember 1967) adalah seorang perwira tinggi Polri yang sejak 11 November 2024 dipercaya mengemban amanat sebagai Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Kalemdiklat) Polri.

Lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1989 ini dikenal berpengalaman dalam bidang lalu lintas, sebuah sektor yang menuntut disiplin, ketegasan, dan kedekatan langsung dengan masyarakat.

Sebelum menjabat sebagai Kalemdiklat, ia lebih dulu mengemban tugas sebagai Kepala Sespim Lemdiklat Polri.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo resmi membentuk Tim Transformasi Reformasi Polri yang beranggotakan 52 perwira, mulai dari pelindung hingga anggota tim.

Dalam struktur tersebut, Chryshnanda dipercaya menjadi ketua sekaligus motor penggerak utama, sejalan dengan posisinya sebagai Kalemdiklat Polri.

Baca juga:
🔗 Hoegeng Awards: Menyalurkan Warisan Integritas dalam Tubuh Polri

Menyoroti Masalah Rekrutmen

Dalam salah satu podcast, Chryshnanda menekankan bahwa persoalan mendasar di tubuh Polri berawal dari proses rekrutmen.

Menurutnya, rekrutmen bukan sekadar seleksi administratif, melainkan pondasi yang menentukan kualitas calon anggota kepolisian di masa depan.

“Problem saat perekrutan itu menjadi penting, karena di situlah akar masalah dimulai. Jika rekrutmen tidak berdasarkan ketentuan dan syarat yang berlaku, melainkan karena faktor lain, maka hal itu akan menjadi duri dalam daging. Kalau rekrutmen main-main, ya hasilnya tidak bisa diharapkan,” tegasnya.

Bagi Chryshnanda, rekrutmen yang sehat, objektif, dan transparan akan melahirkan personel berkualitas tidak hanya cakap secara teknis, tetapi juga berintegritas dalam menjalankan tugasnya sebagai pengayom dan pelindung masyarakat.

Baca juga:
🔗 Kapolda Maluku Utara Pimpin Sidang Akhir Kelulusan Penerimaan Terpadu Anggota Polri Tahun 2025

Kritik terhadap Budaya Patrimonial

Selain soal rekrutmen, Chryshnanda juga menyoroti masih kuatnya budaya patrimonial dalam tubuh Polri.

Fenomena ini membuat sebagian orang lebih mengandalkan kemampuan menjalin hubungan personal, pandai bersosialisasi, bahkan “sungkem” kepada atasan demi jabatan.

Padahal, menurutnya, mereka yang teguh berpegang pada prinsip sering kali justru tersisih.

“Mereka yang sedikit keras prinsip, sering dianggap sulit. Akhirnya tersingkir, padahal justru mereka punya idealisme.

Orang-orang seperti ini lama-lama mati rasa. Ke depan, biarkanlah yang menentukan jabatan adalah fit and proper test yang benar-benar objektif,” ungkapnya.

Pandangan ini mencerminkan keberanian Chryshnanda dalam mengkritisi pola lama yang selama ini dianggap menghambat lahirnya reformasi sejati di institusi kepolisian.

Baca juga:
🔗 Meneladani Pengabdian: Refleksi Hari Bhayangkara bersama Kapolda Maluku Utara, Irjen Pol. Drs. Waris Agono, M.Si.

Pengabdian di Ujung Karier

Menariknya, Chryshnanda menyampaikan pandangan kritis ini di tengah masa jabatannya yang relatif singkat.

Ia akan memasuki masa pensiun pada Desember 2025. Namun, kondisi tersebut tidak menyurutkan tekadnya untuk terus berkontribusi bagi institusi yang telah membesarkannya.

“Banyak yang menilai jabatan saya tinggal tiga bulan lagi. Tapi inilah wujud kecintaan terhadap institusi, bagian dari reformasi, juga pilar demokrasi yang harus didukung oleh civil society,” ujarnya.

Baginya, reformasi Polri bukan sekadar jargon, tetapi sebuah kebutuhan mendesak yang harus diwujudkan melalui langkah nyata, dengan melibatkan seluruh elemen internal maupun dukungan masyarakat sipil.

Harapan ke Depan

Sebagai sosok yang dikenal progresif, Chryshnanda berharap ke depan Polri mampu membangun sistem yang lebih transparan, akuntabel, dan meritokratis.

Menurutnya, hal itu harus tercermin dalam seluruh aspek, mulai dari proses rekrutmen, mekanisme penempatan jabatan, hingga penegakan kode etik yang konsisten.

Dengan pengalaman panjang, integritas yang ia tunjukkan, serta pemikiran yang tajam, Chryshnanda diyakini akan meninggalkan jejak penting dalam perjalanan reformasi Polri.

Meski masa baktinya tinggal menghitung bulan, gagasan dan langkah-langkah yang ia dorong diharapkan menjadi fondasi kokoh bagi generasi berikutnya untuk melanjutkan perubahan.

Komjen Pol Chryshnanda Dwilaksana bukan sekadar seorang jenderal polisi yang mengakhiri masa tugasnya, melainkan figur yang berupaya mengembalikan marwah Polri sebagai institusi profesional, humanis, dan benar-benar hadir sebagai pelindung serta pengayom masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *