Hari Bhayangkara bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan momen refleksi bagi setiap insan Polri untuk kembali menggali makna sejati pengabdian.
Irjen Pol. Drs. Waris Agono, M.Si., yang resmi menjabat Kapolda Maluku Utara sejak 12 Maret 2025, menyampaikan pesan yang menjadi pedoman moral bagi seluruh jajarannya.
Ia mengajak seluruh anggota Polri untuk menanamkan nilai-nilai kejujuran (integritas), hidup yang sederhana, sigap dalam membantu masyarakat, dan berlandaskan ketulusan hati yang ikhlas.
Lahir di Boyolali, 28 April 1968, Irjen Pol. Waris Agono adalah sosok perwira tinggi yang tumbuh dan teruji dalam lingkungan Brigade Mobil (Brimob).
Sejak lulus dari Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1990, ia meniti berbagai penugasan strategis, di antaranya:
Ia telah terlibat dalam beragam operasi, mulai dari penanggulangan kerusuhan/konflik sosial, pemulangan Pengungsi Vietnam dari Pulau Galang, SAR, penanganan KKB, hingga penanganan terorisme.
Atas dedikasi nya, ia menerima berbagai penghargaan, termasuk Bintang Bhayangkara Nararya dan Bhakti Purna.
Baca juga:
🔗 Inspirasi di Balik Lencana: Kisah Irjen Pol Waris Agono
Dalam berbagai kesempatan, Irjen Waris menegaskan tiga prinsip utama dalam kepemimpinan:
“Kalau kita kerja sosial, jangan rebutan nama… Yang penting di langit, nama kita disebut Tuhan.”
Ungkapan ini menjadi dasar etos kerjanya. Bagi beliau, keberhasilan sejati bukan terletak pada sorotan publik, melainkan pada kontribusi nyata yang lahir dari ketulusan hati.
Di Maluku Utara, pendekatannya yang membumi dan partisipatif menjadi bukti nyata filosofi ini.
Ia menyebut dua nama yang menjadi panutan:
“Manusia wajib berusaha dan berdoa. Sisanya serahkan kepada Allah SWT. Syukuri segala ketetapan-Nya agar kita hidup bahagia.”
Nilai ini senantiasa membimbing langkahnya, termasuk saat beralih dari Danpas Pelopor Brimob ke jabatan Kapolda.
Sebagai mantan Danpas Pelopor, Irjen Waris memiliki ikatan emosional kuat dengan Korps Brimob. Ucapannya,
“Cita-cita saya ingin jadi Dankor Brimob aja, Lae”,
menunjukkan kerendahan hati dan komitmen tanpa syarat terhadap tugas. Baginya, Brimob Polri bukan sekadar satuan, tetapi sekolah kehidupan yang membentuk jiwa pengabdi sejati:
“Jiwa Ragaku Demi Kemanusiaan.”
Baca juga:
🔗 Jalan Sunyi Seorang Bhayangkara: Waris Agono di Puncak Karier
Dalam sambutannya saat serah terima jabatan, Irjen Waris menekankan pentingnya kepemimpinan yang membumi, mengayomi, dan melayani.
Di bawah kepemimpinannya, Polda Maluku Utara mengedepankan:
Mengakhiri refleksinya, Irjen Waris menyampaikan pesan penuh makna:
“Apa pun yang Allah tetapkan untuk kita, syukurilah agar hidup kita bermakna.”
Baginya, kedamaian dan kebahagiaan hidup hanya bisa diraih lewat pengabdian yang ikhlas dan tulus.
Di Hari Bhayangkara ke-79 ini, semangat itu kembali dihidupkan bahwa lambang Garuda di dada bukan sekadar simbol, tetapi panggilan jiwa untuk mengabdi dengan sepenuh hati.
“Selamat Hari Bhayangkara! Jayalah Polisi Indonesia, Jayalah Negeriku!”
Baca juga:
🔗 Hoegeng Awards: Warisan Integritas Polri