Di tengah hiruk-pikuk dunia kepolisian yang penuh dinamika, nama Irjen Pol. Drs. Waris Agono, M.Si. hadir sebagai sosok yang menorehkan jejak panjang dalam kesenyapan, namun sarat makna.
Lahir di Boyolali, Jawa Tengah, pada 28 April 1968, Waris muda telah menetapkan arah hidupnya sejak dini: mengabdi kepada negara sebagai seorang Bhayangkara.
Ia menempuh pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol) dan resmi dilantik sebagai perwira Polri pada tahun 1990.
Tak banyak perwira muda yang memilih Brimob sebagai ladang pengabdian. Namun Waris melangkah mantap ke satuan elite ini tempat yang dikenal dengan kedisiplinan tinggi, kesiapsiagaan total, serta tuntutan fisik dan mental yang ekstrem.
Di sinilah ia membaktikan dirinya selama hampir 35 tahun. Masa pengabdian panjang ini bukan hanya menempanya sebagai pemimpin lapangan, tetapi juga membentuk karakter kepemimpinan yang tegas, kokoh, namun tetap membumi dan penuh empati.
Baca juga:
🔗 Brigadir Jenderal (Purn.) Adeni Muhan: Dari Brimob ke Politik, Jejak Pengabdian yang Tak Pernah Usai
Konsistensinya di Brimob membuka jalan menuju berbagai jabatan strategis dari tahun 2020 hingga 2023.
Ia dipercaya menjabat sebagai Wakapolda Sulawesi Tenggara posisi yang membutuhkan lebih dari sekadar kecakapan teknis, namun juga kepekaan sosial dan kemampuan menjalin komunikasi yang efektif di tengah dinamika daerah.
Selanjutnya, dari 2023 hingga awal 2025, Waris dipercaya menjadi Komandan Pasukan Pelopor Korps Brimob Polri.
Dalam posisi ini, ia memimpin salah satu kekuatan paling vital di tubuh Polri pasukan yang berada di garda terdepan dalam penanganan konflik bersenjata dengan KKB, konflik sosial, penanggulangan bencana, hingga pengamanan event-event nasional dan internasional.
Ia juga berperan aktif dalam Satgas Ketahanan Pangan, khususnya dalam pemanfaatan lahan produktif untuk mendukung program nasional secara berkelanjutan.
Pada 12 Maret 2025, Waris dilantik sebagai Kapolda Maluku Utara. Bagi sebagian orang, jabatan ini mungkin sekadar bagian dari rotasi struktural.
Namun bagi Waris, ini adalah puncak dari sebuah perjalanan panjang yang dijalani dengan ketekunan, kesetiaan, dan kesabaran.
Di usia 57 tahun, jabatan ini bukan lagi tentang pembuktian diri, tetapi merupakan ruang untuk menutup masa pengabdian dengan penuh ketulusan.
Tanpa ambisi politik, tanpa mengejar popularitas. Hanya ada rasa cukup bahwa semua perjuangan sejak muda telah membawanya tiba di titik yang damai dan bermakna.
Baca juga:
🔗 Inspirasi di Balik Lencana: Kisah Irjen Pol Waris Agono, Kapolda Maluku Utara yang Berpijak pada Doa Ibu
Di wilayah Maluku Utara yang kaya akan keragaman dan tantangan, Waris menerapkan pendekatan kepemimpinan yang reflektif lebih banyak mendengar, lebih dalam memahami.
Ia hadir bukan sebagai komandan yang memerintah dari balik meja, tetapi sebagai pemimpin yang menyatu dengan denyut masyarakat dan personelnya.
Setiap keputusan diambil bukan berdasarkan ambisi, melainkan buah dari kebijaksanaan dan pengalaman panjang.
Salah satu contoh konkret adalah saat menjalankan penegakan hukum di bidang illegal mining. Alih-alih hanya menggunakan pendekatan represif, Waris menggandeng Pemerintah Provinsi Maluku Utara untuk mencarikan solusi yang berkelanjutan.
Ia mendorong agar para penambang emas ilegal diberikan wadah dalam bentuk koperasi, sehingga dapat mengelola sumber daya alam secara legal melalui skema Izin Pertambangan Rakyat (IPR).
Baca juga:
🔗 5 Penambang Ilegal Ditangkap di Halmahera Timur, Maluku Utara
Waris juga aktif mendorong dinas terkait untuk bersama-sama mencari solusi terbaik agar masyarakat tetap bisa mengolah alam secara legal tanpa merusak lingkungan.
Negara dan pemerintah daerah pun tetap memperoleh pemasukan melalui royalti, pajak, PNBP, serta jaminan reklamasi.
Dengan pembentukan koperasi, keuntungan tak lagi hanya dinikmati oleh segelintir pemilik modal, tetapi dibagikan kepada seluruh masyarakat desa melalui pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) setiap tahunnya.
Pendekatan inklusif ini memastikan masyarakat lingkar tambang terlibat aktif dalam aktivitas industri, bukan sekadar menjadi penonton atau korban dampak.
Tak hanya itu, Waris juga mendorong pemerintah kabupaten untuk membangun Balai Latihan Kerja (BLK) guna menyiapkan tenaga kerja terampil yang siap bersaing di sektor industri pertambangan di Maluku Utara.
Semangat pengabdian juga mengakar kuat dalam keluarganya. Dari enam bersaudara, tiga diantaranya merupakan anggota Polri. Kakak perempuannya adalah seorang Polwan yang baru saja purnatugas pada 1 Mei 2025 dengan pangkat Kompol.
Sementara adik bungsunya, juga seorang Polwan berpangkat Kompol, kini menjabat sebagai Kapolsek Tambun Selatan, Polres Metro Bekasi. Sebuah bukti bahwa nilai-nilai pengabdian telah menjadi bagian integral dari keluarga besar Waris.
Di balik dua bintang di pundaknya, tersimpan kisah pengabdian puluhan tahun yang mungkin tak banyak disorot media.
Namun justru di situlah letak keistimewaannya. Irjen Pol. Waris Agono adalah simbol dari para Bhayangkara yang berjalan jauh tanpa banyak bicara, namun tiba di garis akhir dengan kepala tegak dan hati yang tenang.