Dalam satu percakapan santai, ia pernah berkata, “Saya ini bukan siapa-siapa di Polda, beda dengan pejabat lain yang punya posisi penting.”
Ucapan tersebut mencerminkan kerendahan hatinya, meskipun ia memikul tanggung jawab besar dalam menjaga stabilitas informasi di wilayah kerjanya.
Dalam dunia kepolisian, pemahaman terhadap posisi dan tanggung jawab menjadi kunci utama dalam menjalankan tugas. Setiap jabatan memiliki tantangan tersendiri, tergantung pada wilayah, bidang, serta kondisi sosial yang dihadapi.
Sosok Kombes Pol William Asnandar Simanjuntak menjadi contoh nyata perwira yang mampu beradaptasi dengan berbagai medan penugasan.
🔗 Baca juga:
Aroma Kedamaian: Perjalanan Pecinta Kopi yang Kini Menjaga Maluku Utara
Saat ini, William menjabat sebagai Kepala Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Kabid TIK) di Polda Maluku Utara.
Dalam peran ini, ia memegang tanggung jawab penting dalam mendukung kebutuhan informasi dan komunikasi berbasis digital, termasuk layanan kepolisian yang kini bertransformasi ke arah sistem digital.
“Tugas saya hanyalah memastikan sistem informasi dan komunikasi berjalan optimal demi mendukung kinerja rekan-rekan lainnya,” ujarnya dengan nada bersahaja.
🔗 Baca juga:
Kapolda dan Kajati Maluku Utara Perkuat Sinergi Penegakan Hukum melalui Silaturahmi
Lahir di Medan pada 15 Juni 1974, William telah mengemban tugas di berbagai wilayah seperti Polda Riau, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, dan kini Maluku Utara. Meski kini fokus di bidang teknologi informasi, rekam jejaknya tidak selalu berkutat di bidang tersebut.
Ia pernah menjabat sebagai Kapolres Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, dan dikenal sebagai pemimpin yang tegas serta responsif. Ia kerap turun langsung ke lapangan untuk memantau situasi dan memastikan pelayanan di Polsek berjalan optimal.
Gaya kepemimpinan yang aktif dan dekat dengan lapangan itu menjadi kontras menarik dengan peran strategisnya saat ini yang lebih berorientasi pada pengawasan dan pengelolaan sistem informasi.
Lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 1996 ini kerap memperkenalkan dirinya secara informal sebagai putra Batak yang menjunjung tinggi adat dan budaya. Baginya, identitas budaya adalah bagian penting yang membentuk karakter dan integritas diri.
🔗 Baca juga:
Kisah Irjen Pol Waris Agono, Kapolda Maluku Utara yang Berpijak pada Doa Ibu
Di tengah dunia yang semakin terhubung antara realitas fisik dan ruang digital, sosok seperti William sangat dibutuhkan.
Ia tidak hanya menjembatani kedua dunia itu, tetapi juga menjadi penjaga agar ruang digital tetap kondusif, aman, dan tidak menjadi sumber disinformasi di tengah masyarakat.