Tidak ada yang menyangka bahwa seorang anak tunggal yang sejak kecil dikenal manja dan selalu berada dalam dekapan hangat kedua orang tuanya, kelak akan menjadi sosok pemimpin perempuan yang disegani di institusi kepolisian.
Namun itulah perjalanan hidup AKBP Anita Ratna Yulianto, perwira Polri yang menorehkan sejarah sebagai Kapolres perempuan pertama di Maluku Utara.
Segalanya bermula ketika ia memutuskan mengikuti seleksi taruni Akademi Kepolisian (AKPOL) pada tahun 2005. Tekad Nya bulat, meski itu berarti harus berpisah dari keluarga dan melangkah ke dunia yang keras dan penuh disiplin.
Kelulusannya menjadi taruni AKPOL bukan hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga menjadi hadiah istimewa bagi orang tuanya yang senantiasa mendukung langkah anak semata wayangnya.
Baca juga:
π Kisah Irjen Waris Agono: Pemimpin Humanis dari Korps Brimob
Selama 3,5 tahun menjalani pendidikan di AKPOL, Anita melewati berbagai ujian mental dan fisik yang tidak ringan.
Di sanalah karakter barunya mulai terbentuk dari pribadi yang lembut dan manja, ia bertransformasi menjadi sosok tangguh, disiplin, dan penuh semangat juang.
Ia membuktikan bahwa perempuan pun mampu bersaing dan bertahan dalam kerasnya pendidikan militer. Tekadnya semakin kuat untuk menjadi bagian dari sejarah, sebagai lulusan angkatan pertama taruni AKPOL yang akan membuktikan kualitas di lapangan.
Baca juga:
π Sapta Putra: Dari Ujian Kesehatan ke Kebanggaan Jadi Polisi
Setelah lulus, Anita mendapat penempatan di Polda Maluku Utara, sebuah daerah yang sama sekali belum pernah ia kunjungi sebelumnya.
Namun, prinsip hidup yang ia pegang teguh, “Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung,” menjadi kompas yang menuntunnya dalam menjalani tugas. Dengan dukungan penuh dari orang tua, ia belajar menyesuaikan diri dengan budaya dan masyarakat setempat.
Baca juga:
π Kapolda dan Kajati Maluku Utara Perkuat Sinergi Hukum
Tahun 2009 menjadi babak baru dalam kariernya. Ia dipercaya menjabat sebagai Kapolsek perempuan pertama di Polda Maluku Utara, tepatnya di Polsek Ternate Selatan. Sebuah tanggung jawab besar yang ia emban di usia yang masih muda.
Di sinilah ia mulai merintis jalan kepemimpinan belajar berkomunikasi dengan masyarakat, membimbing anggota yang sebagian besar lebih senior darinya, dan menjaga kepercayaan institusi.
Langkahnya tidak berhenti di situ. Karirnya terus menanjak. Ia pernah menjabat sebagai Wakapolres Tidore Kepulauan selama dua tahun, sebuah posisi yang semakin mengasah kepemimpinannya.
Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan di Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimmen), dan berhasil lulus pada tahun 2023, menambah legitimasi atas dedikasi dan kompetensinya sebagai perwira menengah Polri.
Baca juga:
π William Asnandar: Pemimpin Digital dari Maluku Utara
Salah satu momen paling berkesan dalam perjalanan kariernya terjadi pada bulan Ramadhan. Seusai santap sahur, ia menerima Telegram Rahasia sebuah pengumuman mutasi jabatan.
Dengan mata berkaca-kaca dan hati yang penuh syukur, ia membaca namanya tercantum sebagai Kapolres Ternate.
Tak hanya menjadi sebuah capaian pribadi, namun juga menjadi sejarah baruΒ AKBP Anita Ratna Yulianto resmi menjadi Kapolres perempuan pertama dalam sejarah Polres Ternate sejak berdiri pada tahun 1969.
Baca juga:
π Brigjen Adeni: Dari Brimob ke Dunia Akademik
Dari angkatan AKPOL 2005, terdapat 11 polwan yang kini menjabat sebagai Kapolres. Anita menjadi salah satu di antaranya. Namun baginya, jabatan itu bukan sekadar prestasi, melainkan amanah besar yang harus dijalankan dengan ketulusan dan komitmen tinggi.
“Saya berusaha untuk selalu hadir dalam setiap kegiatan masyarakat, bahkan jika itu berlangsung di waktu dini hari,” tuturnya.
Ia menunjukkan bukti nyata saat banjir bandang melanda malam takbir menjelang Lebaran. Tanpa ragu, ia turun langsung ke lapangan bersama para anggotanya untuk membantu masyarakat yang terdampak.
Kisah hidup AKBP Anita Ratna Yulianto bukan hanya tentang pencapaian karier, tetapi tentang kekuatan tekad, ketulusan pengabdian, dan semangat pantang menyerah.
Ia menunjukkan bahwa perempuan mampu menjadi pemimpin yang tidak hanya tegas dalam mengambil keputusan, tetapi juga humanis dan dekat dengan masyarakat.
Perjuangannya menjadi bukti bahwa batasan gender tidak menjadi halangan untuk berkontribusi nyata bagi bangsa dan negara.
Dengan dukungan dari keluarga tercinta suami dan dua anak yang selalu menjadi sumber semangatnya Anita terus melangkah maju sebagai sosok inspiratif di tubuh Polri. Ia adalah wujud nyata dari impian yang diperjuangkan dengan kerja keras.
Dan melalui kisahnya, ia menginspirasi generasi muda, khususnya perempuan Indonesia, untuk tidak ragu menggapai cita-cita, meski jalan yang ditempuh mungkin tidak mudah.