Jalan hidup seseorang tak pernah bisa ditebak. Melihat foto masa kecil Sapta Putra dan kesehariannya di Bangka Belitung, tak banyak yang menyangka bahkan orang tua dan lingkungan terdekatnya bahwa ia menyimpan cita-cita menjadi seorang polisi.
Namun dibalik keseharian itu, tersimpan kisah inspiratif tentang tekad seorang pemuda yang tak pernah padam. Sapta Putra, anak bungsu dari tujuh bersaudara, membuktikan bahwa rintangan hidup bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan batu loncatan menuju mimpi yang lebih besar.
🔗 Baca juga:
Kisah Adrianus Adrie – Dari Lensa Kamera Hingga Lembaran Hidup yang Berliku
Lahir pada 19 Maret 1999, Sapta telah lama memendam keinginan untuk mengabdi kepada negara. Cita-cita itu tumbuh sejak duduk di bangku SMA. Namun jalan menuju impiannya tak semulus harapan.
Di penghujung masa kuliah, ia divonis menderita hernia bawaan sejak kecil penyakit yang memaksanya menjalani operasi setahun sebelum kelulusan, tepat saat libur kuliah.
“Waktu itu saya sempat putus asa. Tapi saya yakin, ini hanya ujian sementara,” kenangnya.
Saat teman-temannya merayakan kelulusan, Sapta justru harus terbaring di rumah sakit. Namun semangatnya tidak padam.
Setelah pulih, lulusan S1 Hukum ini kembali ke Bangka Belitung dan mencoba peruntungan dengan mengikuti seleksi masuk TNI. Namun, nasib belum berpihak ia tidak lulus. Di titik itu, ia sempat bertanya dalam hati: apakah mimpinya harus berakhir?
Tak ingin larut dalam kekecewaan, Sapta memutuskan untuk bekerja di Indomaret sebagai bagian dari tim survei lokasi. Tugasnya adalah melakukan survei lahan atau ruko yang berpotensi disewa dan dijadikan toko Indomaret di wilayah Bangka Belitung.
“Saya belajar arti tanggung jawab dan disiplin di sini. Setiap hari saya mengingatkan diri sendiri: ini bukan akhir, hanya jeda sebelum melompat lebih tinggi,” ujarnya.
Kerja keras dan sikap profesionalnya membuahkan hasil. Dalam waktu singkat, ia dipercaya menjadi karyawan tetap. Namun di balik kesibukan itu, suara hatinya untuk mengabdi sebagai penegak hukum tak pernah benar-benar padam.
🔗 Baca juga:
William Asnandar Simanjuntak – Dari Memimpin Polres hingga Menjaga Ruang Digital di Maluku Utara
Saat mendengar kabar pembukaan rekrutmen Polri, Sapta tak menyia-nyiakan kesempatan. Dengan kondisi fisik yang telah pulih dan semangat membara, ia mempersiapkan diri secara intensif.
Seluruh proses seleksi mulai dari tes fisik, mental, hingga kesehatan dijalankan dengan sepenuh hati.
“Saya tak ingin menyesal di kemudian hari. Ini kesempatan terbaik untuk membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah halangan,” tegasnya.
Usahanya membuahkan hasil. Ia dinyatakan lulus dan kini resmi bertugas sebagai anggota Samapta di Polda Kepulauan Bangka Belitung.
Tugasnya tidak ringan yaitu menjaga keamanan, mengatur lalu lintas, hingga menjadi garda terdepan dalam berbagai operasi kepolisian.
“Setiap kali mengenakan seragam ini, saya teringat perjuangan panjang yang membawa saya ke titik ini. Ini bukan sekadar pekerjaan, tapi bentuk pengabdian,” ungkapnya dengan mata berbinar.
🔗 Baca juga:
Waris Agono – Jalan Sunyi Seorang Bhayangkara dan Kepuasan di Puncak Karier
Kisah hidup Sapta menyimpan banyak pelajaran berharga:
Kini, di usia 26 tahun, Sapta bukan hanya menjadi kebanggaan keluarganya, tetapi juga inspirasi bagi anak muda di Bangka Belitung. Ia membuktikan bahwa dengan tekad dan ketekunan, tak ada yang mustahil.
“Saya ingin menginspirasi mereka yang pernah gagal. Jangan berhenti! Jika satu pintu tertutup, carilah jendela. Yang penting, terus bergerak!” pesannya.
Perjalanan hidup Sapta Putra ibarat lukisan yang diwarnai dengan palet perjuangan. Dari ruang operasi, tim survei Indomaret, hingga lapangan tugas sebagai anggota Direktorat Samapta Polda Kepulauan Bangka Belitung.
Ia membuktikan bahwa kesuksesan bukan tentang seberapa cepat kita mencapainya, tetapi seberapa kuat kita bangkit setiap kali terjatuh.
Sebagai bagian dari generasi muda, Sapta menunjukkan bahwa pengabdian kepada negara bisa dimulai dari hal-hal sederhana: disiplin terhadap diri sendiri, kerja tulus, dan semangat pantang menyerah.
Di tangan pemuda seperti dirinya, masa depan Bangka Belitung dan Indonesia tampak semakin menjanjikan.
“Negara butuh anak muda yang tak hanya pintar, tapi juga punya hati. Saya mungkin hanya satu dari ribuan polisi, tapi saya akan buat pengabdian ini berarti.” ungkap Sapta Putra, Anggota Direktorat Samapta Polda Kepulauan Bangka Belitung.
🔗 Baca juga:
Yuesta – Liku-Liku Merajut Asa di Antara Dua Negeri