Di tengah hamparan sawah berlumpur yang tergenang air, sebuah tradisi unik nan penuh semangat berlangsung di Payakumbuh, Sumatera Barat karapan sapi dengan satu joki dan satu sapi.
Berbeda dengan karapan sapi Madura yang menggunakan sepasang sapi, tradisi ini justru mengandalkan kelincahan dan kekuatan seekor sapi tunggal, yang ditunggangi oleh seorang joki yang ikut berlari dan mengendalikannya.
Tak jarang, kurangnya keseimbangan membuat joki terpelanting ke dalam lumpur, menambah ketegangan sekaligus hiburan bagi penonton.
Baca juga:
🔗 Tradisi Makepung Balapan Kerbau di Sumbawa
Dalam setiap perlombaan, terlihat sapi berlari kencang menerjang lumpur, sementara sang joki berdiri di belakangnya, berpegangan erat pada tali kendali.
Cipratan air dan lumpur ke segala arah menghadirkan nuansa dramatis yang memukau, memadukan kecepatan, kekuatan, dan keseimbangan dalam satu aksi penuh adrenalin.
Baca juga:
🔗 Pacuan Kerbau: Ketepatan dan Kecepatan di Sumbawa
Karapan sapi ini bukan hanya sekadar hiburan rakyat, tetapi juga bagian dari identitas budaya masyarakat Payakumbuh. Biasanya diselenggarakan setelah musim panen, sebagai bentuk ungkapan syukur dan ajang silaturahmi.
Para pemilik sapi melatih hewan mereka berbulan-bulan sebelumnya, bahkan merawatnya seperti anggota keluarga.
Baca juga:
🔗 Hari Raya Kuningan: Tradisi Syukur di Bali
Yang membuat tradisi ini istimewa adalah kedekatan dan keharmonisan antara joki dan sapi. Karena hanya melibatkan satu sapi, kemampuan joki dalam membaca ritme dan mengarahkan sapi menjadi kunci utama kemenangan.
Koordinasi yang kuat sangat menentukan, baik dalam akselerasi maupun saat menghadapi rintangan.
Baca juga:
🔗 Kisah Adrianus Adrie: Fotografer Budaya
Tradisi ini merupakan salah satu bentuk kekayaan kearifan lokal yang layak dijaga. Selain menjadi tontonan menarik, karapan sapi Payakumbuh turut mendorong perputaran ekonomi lokal dan berpotensi besar sebagai daya tarik wisata budaya yang otentik.
Dengan segala keunikannya, karapan sapi “satu joki-satu sapi” di Payakumbuh tidak hanya berhasil melestarikan tradisi leluhur, tetapi juga memperkaya khazanah budaya Nusantara yang luar biasa.